Cerita Seks Gadis Binal

Cerita Seks Gadis Binal

Cerita Seks Gadis Binal

Comments Off on Cerita Seks Gadis Binal

 


Kisahku ini berakar dari sejarah bersama seoarang gadis yang bernama Dinda, yang berusia 23 tahun dan bertakhta sebagai seorang mahasisiwi daripada sebuah pondok tinggi di Jakarta. Ketika itu Dinda yang sedang mengadakan rekreasi di satu buah tempat pariswisata yang kesohor dengan wisata pegunungan dan pantainya dalam sebelah timur pulau Bali, tanpa sengaja bertemu dengan diriku yang menjadi seorang pemain musik di cafe.

Pertemuan tersebut sendiri berlangsung di dunia maya cafe, yang kebetulan ketika itu saya sedang mengetik beberapa lagu-lagu karanganku sendiri yang terencana aku memeram di gabungan mailku. Dinda saat itu sedang mengatasi informasi mengenai tujuan wisata yang ada di wilayah itu, tapi sampai kaum saat kelihatannya Dinda tidak merasakan segala sesuatu yang dia gagar. Secara amat sopan & ringan mulut Dinda memulai diskusi secara menimbulkan tempat-tempat yang rupawan buat di membuka di padaku.

“Maaf apakah dikau tau tempat-tempat wisata unggulan kawasan ini? ” bertanya Dinda tiba-tiba. Aku yang saat itu duduk rumpang dua meja darinya terpukau sambil pertanyaan spontan tersebut. “Anda bertanya terhadap hamba? ” tanyaku lalu. Setuju, maaf kalau mencengangkan anda! ” Ujarnya lantas.

Beserta sekutil gugup, kemudian aku menyangkal pertanyaan Dinda, sebab tatkala itu pula saya tetap serius beserta file-file aku. Di daerah tersebut yang menjadi sripanggung wisatanya adalah pegunungannya, ke-2 wisata pesisir yang mengijabkan tinjauan kaki gunung air yang terkenal dengan karang birunya, sesudah itu wisata akal budi yang menampakkan objek wisma kebiasaan wilayah ini, ” terangku lalu.

Mungkin olehkarena itu perembukan ku cukup memikat bakal Dinda, dengan bentuk halaman yang ramah, lantas dia hidup di bagian mejaku yang tanpa dia berniat juga dia sudah mengagah alat pemantau di depanku yang ketika itu terpampang file dari lirik lagu-lagu karanganku yang saat tersebut lumayan saya print.

 Kamu menjalin versi sendiri yah? ” tanya Dinda lagi. “Iya, bertepatan aja aku tokoh musik di cafe serta senang menulis tatap lagu, ” terangku lagi. “Boleh saya baca longok lagu-lagu awak? ” sahut Dinda kemudian. “Silakan, secara suka menawan hati, ” lanjutku beserta menarik kursi pada sebelahku dan menyodorkan kepada Dinda, yang saat itu padahal hidup di sampingku.

Sesudah kurang lebih saat Dinda menduga seluruh lirik lagu-lagu aku dengan serius, tidak lelet Dinda berkata, “Kamu menyalut kisah pribadi engkau menjadi lirik lagu yah? ” bertanya Dinda lagi. Yang lalu aku timpali secara tersenyum kepada Dinda. Semua tatap lagu-laguku benar-benar daripada kepandaian pribadi, karena saya ingin apa yang jadi skandal hidupku mampu aku mencetak dalam wujud satu kecil dan bakal sebagai kenangan yang luar biasa besar bagiku nantinya, ” jelasku kian jauh. “Oh setuju, kalian sudah lama ngobrol nih tapi belum mengetahui sebutan masing-masing diantara kita” sambut Dinda tulus. Dinda mengawalinya dengan mengisahkan tangannya.. “Dinda.. ” ujarnya cepak. Yang kemudian keadaan saya utuk melakukan hal yang sama. “Dioya, ” sahutku juga.

Daripada perkenalan yang singkat tersebut, kami sudah biasa saling melekat seperti seperti layaknya teman lambat. Saat itu juga dia memutuskan hilang besok paginya untuk menimbun acara liburannya dengan snorkeling di sebuah pulau mungil yang hening dan berpasir putih.

 Saat menunjukan getok 08. 00 WITA, pantas janjiku beserta Dinda. Saya sudah muncul lepas kamarnya dan lantas aku memukul pintunya. Tidak lama tersedia sahutan dari dalam. “Pagi Dio.. Tunggu bentar yah, aku sudah siap mengapa, ” Di hitungan menit Dinda telah keluar daripada kamarnya. “Ayo kita bertambah! ” katanya kemudian.

Dengan berjalan menapak jejak pantai member menuju ke perahu motor yang sudah biasa aku memo semalam. Pra naik di atas bahtera motor, aku mengambil logistik snorkeling untuk kita berdua berupa 2 pasang topeng berikut finnya. Dalam prosesi menuju daratan kecil yang hanya memerlukan waktu 45 menit, saya menjelaskan pemandangan sekitar kita saat tersebut. Di sebelah kiri terdapat pemandangan Bukit Agung dari kejauhan, namun cukup terbuka karena iklim begitu bagus pagi itu.

 Sesampainya di tujuan aku dan Dinda turun daripada perahu perencana dan kalian lanjutkan dengan berjalan tangan menyusuri lepek pasir bersih. Aku sudah membuka kurusuhan saat dalam perahu perabot tadi, & hanya memakai celana renang ketika pergi ke lokasi snorkeling. Tak lelet setelah sampai di bawah rindangnya pokok kayu cemara, Dinda membuka kaos nya serta terpampanglah suatau pemandangan yang membuat jantungku berdetak sejenak.

Saat tersebut Dinda mengenakan bikini ragam biru uzur yang selisih dengan warna kulitnya yang putih terbuka. Mataku tertuju di tonjolan dadanya yang aku perkirakan berukuran 36b. Kemudian pandanganku beralih kebawah menuju pahanya yang mulus di topang oleh serasi kaki jenjangnya, menjadikan daya tarik tubuh Dinda semakin baik. Aku cuma bisa menodong ludah saat itu dan berhayal seandainya aku bisa memeluk tubuh yang sexy itu meski beruntungnya diriku.

“Hai.. Kenapa melamun? ” tegurnya mengejutkanku.
“Aku telah siap nih” sahut Dinda melanjutkan.
“Baiklah kalau begitu” ujarku menjawab tegurannya.

 Itu adalah pengalaman pertama kira Dinda untuk snorkeling, & sebelumnya Dinda minta pada ajarin datang bisa. Sesuatu yang menyimpangkan sulit ialah saat bernafas melalui lubang, karena segala wajah tersembunyi oleh masker, kecuali sesi mulut. Secara penuh ketegaran aku menginstruksikan cara-cara snorkeling yang biasa dilakukan. Baru aku membantunya memasang topeng yang mana saat itu aku berdiri begitu deket dengan nya, aroma utama tubuh Dinda tercium sesaat, ketika saya membetulkan keturunan rambut yang menutupi raut wajahnya.

Lantas Dinda menggerakkan fin otonom, tanpa aku bantu. Tak lama retak tubuh member berdua sudah biasa masuk ke dalam larutan. Perlahan saya berenang bertumbukan dengan Dinda menuju di tengah, yang aku pandang gaya berenang Dinda sangat bagus. Sehabis pengenalan di air cukup, akhirnya aku berenang terkaan menjauh, untuk memberikan kepercayan buat Dinda melakukan snorkelingnya. Dari dalam air, beberapa kali saya sempat memandangi bentuk tubuh Dinda yang duhai dari haluan besok tatkala dia berenang, mulai dari dari belahan pantatnya yang balig sampai ke tonjolan dalam dadanya yang merespons. Balik aku berenang beriringan secara Dinda untuk memastikan jika dia hati-hati saja. Saat sedang asyiknya kita berenang, tiba-tiba kaki Dinda ular-ularan. Dengan gerakan langsung aku memeluknya, supaya bukan terbenam dan membawanya di satu buah batu susun gede yang menonjol pada pusat samudra. Kita hidup di kepada batu karang yang, masih menyisakan bagian sosial kalian yang bukan tenggelam.

“Thanks akur Diet.. Kepada bantuannya, ” Ujar Dinda sepintas sehabis kejadian tersebut.
“Sama-sama, ” timpalku kemudian. Setelah daftar snorkeling yang melelahkan, member bersepakat untuk turun main dalam bawah pohon tusam yang ada pada tepian rantau. Sambil ngobrol tentang karakter kita masing-masing, Dinda mencocokkan kakinya yang panjang di hamparan ramal putih. Dinda bercerita mengenai siaran asmaranya dengan mantan pacarnya yang berakhir, sebab cowoknya yang super ramai sudah rumpang lagi memperhatikannya.

Aku mencoba menghiburnya beserta menyiarkan, kalau seandainya kaDindan sukarela baku mengasihi sesuatu itu tak akan terjadi serta yang lebih terpenting merupakan kedewasaan sematan itu swasembada dalam menetapkanmengukuhkan, menjadikan sikap. Kelihatannya Dinda amat senang dengan pendapatku yang demikian, taktik itu tampak dari sikapnya yang tersembul lewat senyumnya yang tumpah ruah.

 “Makasih ya Diet.. Engkau sudah target menjadi fren curhatku, ” sahut Dinda kemudian.
Saya hanya tersenyum sambil mengatakan, “Saat ini aku telah bisa membuat kamu tersenyum, mungkin ketika lain kamu yang akan membuatku tersenyum. ” timpalku pelan.

Tidak terasa kemesraan ini memproduksi tubuh kita semakin dekat, aku mendahuluinya dengan menyembai tubuhnya untuk merapat ke pelukanku. Dinda hanya hambar sambil tersipu malu. “Betapa bahagianya seorang cowok bila mendapatkan dirimu Dinda, ” lanjutku lagi. “Kamu demikian baik, damai, cantik dan memiliki jasad yang sexy lagi, ” tambahku lalu Yang dalam jawab secara senyumannya yang mempesona. Beserta sedikit ketahanan aku menyatukan bibirku di bibir Dinda yang terungkap basah yang kedua matanya juga sudah biasa terpejam. Amat beruntung amat suasana pantai siang tersebut sepi & yang kian menguntungkan lagi, karena memang lokasi kalian duduk tersendiri berada pada ujung. Dengan lembut saya mengulum perkataan Dinda yang ranum, serta terdengar desahan halus darinya.

“Ohh.. Diet, ” desahnya. Sembari membisikan kata-kata ramah aku melanjutkan ciumanku.
“Aku sayang awak Dinda, ” bisikku pelan. Tanganku pula tak tingal diam, beserta perlahan aku mengelus belakang Dinda yang hanya di lapisi bikini tanpa kutang di dalamnya. Sesaat tindakan ini menghasilkan Dinda bertambah terangsang yang diiringi dengan sikap memelukku erat.

 – Oh.. Diet teruskan, ” desahnya lagi. Tanpa menghentikan tindakanku, tanganku yang satunya menekan payudara yang berukuran 36b itu daripada luar bikini yang disambut dengan desahan berikutnya. “Ohh.. ” desah Dinda kembali. Perlahan saya mulai menggagas bikini Dinda dari potongan atasnya dan berhenti sejenak sampai dalam pinggangnya, oleh karena itu tersembulah tetek Dinda yang ranum mengikat dengan pada hiasi pucuk nya yang merah & mulai rusuh.

Sepertinya Dinda mulai terangsang sekali. Tanpa menunggu lama lidahku sinambung mengecup rataan payudar Dinda dengan pelan dan lelet. Lidahku menyidik setiap sesi payudaranya secara lincah. Putingya aku hisap dengan lembut, sesaat setelah Dinda menggelinding pelan. Berdasarkan kain pesisir warna biru, aku menghenyakkan (diri) tubuh Dinda yang sexy pelan.

 Lalu merangkak aku kembali menciumi bibir Dinda yang terbuka, karena menutup rangsangan yang hebat. Secara lembut saya memegang penisku dan membidikkan nya ke lubang vagina Dinda lambat. Tanpa tragedi aku melesakan penisku di dalam mungkum vagina Dinda, karena lendir Dinda pas memudahkan bagi penisku untuk menyeruak ke bagian pada vaginanya.

“Ohh.. Tekan lebih dalam.. Diet.. ” pintanya kemudian. Yang diiringi beserta bibirnya mencicik lirih. “Ssshh.. ” desing Dinda. Renek dan sosial aku memaju mundurkan pinggulku untuk menyelipkan penisku kian dalam lagi.

Cerita Seks Gadis Binal – Cerita Hot Online – Sret.. Sret.., irama penisku beradu dengan vagina Dinda. Setelah sedang lama bersengkarut, terasa uci-uci Dinda bergetar dan mendesirlah cairan dalam tempik Dinda dengan redut, merendam penyelenggara penisku. Dinda merebut orgasmenya di barengi secara pekik nya yang menggairahkan. “Diet.. Aku mencapai berbatas.. Ohh.. ” teriaknya pelan.

Kemudian aku mengecup bibir Dinda beserta lembut, serta balik memaju mundurkan penisku. Dalam kaum saat saya mendapat tengara akan mencapai tertinggi, sontak aku menggiat kocokan ku ke di vagina Dinda. Sret.. Sret.. Sret, suara penisku berlaga dengan tempik Dinda. Berputar tubuhku saat aku merandau spermaku di dalam vagina Dinda secara deras, lalu menyikap sanding tubuh Dinda yang sexy.

“Ohh.. Cinta.. Senang.. Amat.. ” jeritku sesaat sesudah spermaku mengguyur seluruh bagian dalam tempik Dinda. Sesudah itu aku meleset mengecup bibir Dinda beserta lembut dan merisikkan kicauan.. “Makasih yah cinta.. Kamu sudah membahagiakan saya, ” bisikku lembut.,,,,,,,

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account