Cerita Sex Membujuk Sang Perawan

Cerita Sex Membujuk Sang Perawan

Cerita Sex Membujuk Sang Perawan

Comments Off on Cerita Sex Membujuk Sang Perawan

Ini ksiah dimana waktu aku masih kerja di salah satu perusahaan di bengkel, di bengkel ini banyak sekali pegawainya,banyak juga dari pihak sekolah yang mengirim anak didiknya untuk PKL disini, gak cowok semua yang di terima , cewek juga bisa PKL disini suatu ketika ada siswi yang mendaftar sebut saja namanya Nisa.Aku dan Nisa satu ruangan tapi jarak meja kerja sangat jauh, biasanya kami kalau ketemu waktu di luar sedang foto kopi atau makan siang, memang tubuh Nisa itu sempurna karena dari atas rambut sampai bawah kaki sempurna bentukannya, mata indah, bibir yang mungil, serta bentuk dadanya dan lumayan besar juga. Filmbokepjepang.com

Setiap harinya kami bisa akrab , dan teman teman kantor banyak yang mengira kalau aku dan Nisa pacaran, tapi aku cuek saja toh tujuan Nisa disini belajar dari sekolahan dan aku juga bekerja mungkin kebetulan saja kita bertemu jika ada hal yang dia belum mengerti aku dengan senang hati member dia arahan dan membimbingnya sampai aku dan Nisa saling mengenal dan semakin akrab dari sikapnya membuat aku semakin jatuh hati padanya. Artikelbokep.com

Ketika aku mendengar gurauan salah seorang temanku, yang mengatakan kalau dia berani memberi Rp. 500.000,- kepada dian, jika dian mau menemaninya selama 2 jam, perasaanku malah semakin care sama si dian.

Timbul perasaaan cemburu ketika mendengar gurauan itu. Namun aku tidak berani untuk mengungkapkannya, karena saat itu diantara aku dan dian, tidak mempunyai hubungan yang terlalu istimewa.

Akupun merasa wajar, jika temanku berkata demikian, karena dengan wajah secdiank itu, jika memang dian memanfaatkan tubuhnya, mungkin harganya bisa diatas Rp. 350.000, per dua jam (harga tersebut diatas, adalah harga rata-rata seorang massage girl yang sudah dianggap cdiank).

Suatu ketika, bersama seorang temannya yang bernama Ritha, dian menuju meja kerjaku, awalnya sih bertanya tentang sesuatu yang ada hubungannya dengan keperluannya, mungkin karena merasa sudah akrab, Nisa juga bertanya tentang no. HP ku, alasannya sih biar gampang saja.

Sambil tetap memperhatikan monitor, aku menyebutkan satu persatu nomernya. Ketika mereka ikut memperhatikan cara kerjaku, tiba-tiba, “buukkk..” tanpa sengaja, tangan Ritha menyenggol buku yang aku simpan disisi meja.

Aku langsung mengambil bukunya dengan cara berjongkok. Alamak.. ketika berjongkok, tanpa sengaja sudut mataku melihat sesuatu yang sangat indah, dua pasang paha mulus terpampang didepan wajahku.

Bukan hanya itu, karena posisi kaki dian ketika duduk, agak mengangkang, maka ketika ku perhatikan, dipangkal pahanya terlihat pemandangan yang cukup menggelitik kelelakianku. Ku lihat dia memakai CD berwarna Pink, dengan hiasan renda di sisinya.

Mungkin karena mereka terlalu fokus memperhatikan hasil pekerjaanku, mereka tidak menyadari (atau memang sengaja?) kalau di bawah meja, aku sedang menikmati apa yang seharusnya mereka tutupi. Karena takut mengundang kecurigaan dari teman sekerjaku, terpaksa aku kembali duduk dan menerangkan tentang cara kerja di PT. BT kepada Nisa dan Ritha.

Namun kejadian yang baru saja aku alami, tetap mengganggu pikiranku. Mungkin karena aku tidak konsentrasi dengan apa yang sedang kami bicarakan, Nisa bertanya.

“Pak, kok kadang-kadang ngejelasinnya tidak nyambung sih..”. Sebenarnya aku malu mendapat pernyataan seperti itu, namun karena merasa sudah akrab, aku berbisik kepada Nisa dan menceritakan kejadian yang sebenarnya. Bukannya malu, dian malah tersenyum mendengarnya.

“Kenapa tidak disentuh saja Pak, biar tidak penasaran”, goda Nisa. Ritha yang tidak tahu apa-apa, hanya bengong mendengar pembicaraan kami. Sebagai seorang lelaki, mendengar penawaran Nisa, aku malah berpikir yang tidak-tidak, dan membayangkan apa yang ada dibalik CD nya itu.

Namun semuanya berusaha aku redam, karena walau bagaimanapun, di PT. BT ini, aku harus JAIM (Jaga Imej), agar aku tidak mendapatkan masalah. Bel istirahat pun berbunyi, dan kami langsung menuju kantin untuk makan siang. Baru saja aku selesai makan, dian mendekatiku dan berbisik “besok Bapak saya tunggu di Hero sekitar jam 09.00 pagi, ada yang ingin saya bicarakan, saya tunggu didepan ATM”. Filmbokepjepang.com

Walau singkat, tapi tetap membuatku bertanya-tanya, sebenarnya apa-yang akan dibicarakan? Mengapa waktunya hari sabtu, padahal kan setiap hari sabtu PT. BT libur.

Mengapa dia berbisik sangat pelan kepadaku, apa takut terdengar yang lainnya?. Besoknya, dengan tetap berpakaian rapi (seperti jika mau berangkat kerja), aku mengeluarkan motorku dan beralasan lembur kepada kedua orang tuaku.

Menunggu adalah hal yang sangat membosankan, karena sampai di Hero, jam baru menunjukkan angka 07.30, Setelah mencari sarapan, sambil ngerokok, aku iseng-iseng ikut ngantri ATM, padahal cuma mau liat saldo doang, karena uang yang ada di dompetku, masih ada sekitar Rp. 400.000,-.

Dari jauh, aku sudah tahu kalau gadis yang menuju kearahku adalah si dian, dan pagi ini, dia terlihat sangat sexy, karena Nisa hanya mengenakan kaos dan celana jeans ketat.

“Udah lama ya Pak? Kan dian janjinya jam 09.00, sekarang baru jam 08.45, dian tidak salah khan?”,

“Jangan panggil aku Bapak dech, aku kan belum nikah, dan ini bukan di kantor, panggil namaku saja dech, biar bisa lebih akrab”.

“Ok deh Pak, eh Fik”, sambil tersenyum dian langsung menggandeng tanganku.

“Fik, enaknya kita ke mana yach”, tanya dian.

“Terserah, emang mau ngomongin apaan, kayaknya pribadi banget”.

“Ngga juga, dian seneng saja kalau deket ama Fik, kenapa ya?” “Mau tahu jawabannya”, candaku.

“Ngga usah Fik, Nisa juga udah tahu, dian rasa dian menyukai Fik”, jawab dian polos. Tanpa disadari, mungkin karena saking senengnya, aku yang sejak awal memang mengagumi dian, langsung memeluknya. Mendapat perlakuan begitu, dian mencoba melepaskannya, dan mengingatkan, kalau kita masih ada dilokasi umum, tidak enak terlihat banyak orang.

Akhirnya kami memutuskan mencari tempat yang cocok untuk berduaan. Tapi karena yang aku tahu cuma hotel tempat satu-satunya yang cocok untuk berduaan tanpa takut terlihat orang lain, walau terlihat agak ragu, dian akhirnya menyanggupinya. Sekitar jam 09.30, kami sudah sampai di front office hotel BI, dan mengambil sebuah kamar dengan fasilitas TV dan AC. Filmbokepjepang.com

Dengan agak ragu dian memasuki pintu kamar (mungkin karena baru pertama kalinya), dan dia agak terkejut melihat fasilitas yang terdapat di dalamnya. Apalagi ketika dia melihat kamar mandinya.

“Enak juga ya Fik, kita bisa ngobrol berduaan disini, tanpa takut akan terdengar atau terlihat oleh orang lain”. dian langsung merebahkan badannya ke ranjang, dan mencari siaran TV yang khusus menyiarkan acara musik. Filmbokepjepang.com

Kebetulan banget lagunya adalah lagu-lagu romdians, yang secara tidak langsung, ikut mempengaruhi suasana hati kami. Lewat aiphone, aku memesan makanan dan soft drink. Ketika aku menyalakan rokok, terdengar suara room boy mengetuk pintu dan mengantarkan pesananku. Aku mendekati Nisa yang sedang rebahan, maksudnya sih mau nawarin makanan, tapi dian langsung bangun dan bertanya.

“Fik, apakah dian salah bila dian mencintai Fik, dian sebenernya malu mengakuinya, tapi bila tidak diungkapkan, Nisa takut kalau Fik tidak mengetahui apa sebenernya yang Nisa harapkan. Maafin Nisa yach, Nisa udah ngerepotin Fik, padahal kan sekarang waktunya libur dan istirahat, tapi Nisa malah meminta Fik menemui Nisa”.

Aku terharu juga mendengar kejujuran dan kepolosannya, akhirnya setelah mendengarkan semua tentang apa yang ada dihatinya, sambil membelai rambutnya (agar perasaannya menjadi lebih tenang), aku pun berusaha meyakinkannya, bahwa semua yang dialami, adalah wajar, jika seseorang mencintai lawan jenisnya, dan tidak ada yang namanya salah, jika sudah menyangkut perasaan hati.

Ketika dia menatapku dengan tatapan yang tajam, secara perlahan aku mencium keningnya. Tapi ternyata, yang kulakukan itu malah membuat dian berani untuk membalas ciumanku. Dia langsung melumat bibirku, dan seperti seseorang yang tidak mau kehilangan sesuatu, dia memelukku dengan erat sekali.

Sambil terus menikmati bibirku, tangannya terus mengelus dan mengusap seluruh bagian tubuhku. Mungkin beginilah cara dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap diriku. Tapi sekarang aku yang bingung, karena dengan melihatnya bentuk tubuhnya saja (waktu di kantor), bisa membuat aku “konak”, sekarang seluruh tubuhnya sudah melekat erat ditubuhku (walau masih memakai pakaian lengkap).

Kedua toketnya terasa makin mengeras, akhirnya kuputuskan untuk menikmati keadaan ini, karena jujur saja, kadang-kadang, dulu akupun sering menghayalkan betapa nikmatnya jika bercumbu dengan si Dian, apalagi jika berjalan di belakangnya, goyangan pantatnya ngajakin kita jual tanah (maksudnya ntar duitnya buat ngebayarin pantatnya, he.. he.. he..). Filmbokepjepang.com

tanganku mulai berusaha membuka kaosnya, karena aku tidak mau pandanganku yang tertuju kepada kedua toketnya, terhalang oleh kaos yang ia kenakan.

Pelan namun pasti, akhirnya bukan hanya kaosnya yang berhasil aku buka, BH nya pun sudah aku lepaskan. Sejenak aku terpana melihat keindahan bentuk toketnya itu, namun hanya sebentar, karena aku ingin segera menikmati dan merasakan keindahan itu, kuremas kedua susunya, dengan mesra aku mulai menghisap putingnya yang sudah agak mengeras dan berwarna kecoklatan. Kucium dan kujilati bagian tubuhnya, mulai dari leher, terus bergerak turun dan menuju putingnya kembali.

“Yaa.. hisap terus sayaangg.. aacchh.. ennaakk banget Fik.. geli.. tapi..maaattt.. teeeruuus.. aaccchhh..” Nisa terus meracau menikmatinya. Aku terus merangsangnya, dan mencoba membuka celana jeans yang dipakainya, lantaran jeans yang dikenakannya sangat ketat, aku kesulitan untuk membukanya, untungnya Nisa mengerti, dengan agak mengangkat pantatnya, dia mulai mencoba menurunkan jeansnya sendiri.

Dengan sabar, aku menunggu dan terus mempermainkan susunya. Setelah jeansnya terlepas, tangan Nisa berusaha untuk membuka semua yang aku kenakan. Satu persatu jari tangannya membuka kancing kemejaku, dan setelah berhasil membuka baju dan celana yang aku pakai, Nisa hanya menyisakan CD saja yang masih melekat ditubuhku.

Mungkin dia masih ragu untuk membukanya, karena diapun masih mengenakan CD. Walau diwajahnya terlihat, kalau dia sedang diamuk birahi, namun dia masih bisa menguasai pikirannya, aku yakin dia merasa takut di cap sebagai cewe yang agresif dan takut jika aku tidak menyukai tindakannya. Namun aku tetap menikmati suasana yang terjadi di dalam kamar hotel ini.

Aku terus merangsang birahinya, ciumanku aku arahkan kedaerah perutnya, terus kebawah menyusuri lubang pusarnya, dan kedua tanganku, bergerak untuk membuka CD yang masih melekat ditubuhnya.

Secara perlahan aku mencoba membuka CD nya, sambil terus mencumbunya, aku menciumi setiap daerah yang baru telihat ketika CD nya mulai bergerak turun. Nisa sangat menikmati semua sentuhan yang aku berikan, bahkan ketika CD nya telah terlepas, dan aku mulai menjilati vaginanya, dia terus mendesah dan malah membuka pahanya lebar-lebar agar lidahku bisa menjilati bagian dalam vaginanya.

Dengan keharuman yang khas, vagina itu telah membuat aku betah berlama-lama mencumbuinya. Aku terus menjilati, dan dengan jari telunjukku, aku coba merangsang dia dengan memainkan kelentitnya. Semakin aku percepat memainkan jari telunjukku, semakin cepat pula dia menggoyangkan pantatnya. Nisa terus mendesah dan meracau tak karuan.

“Aacchhhh.. terus sayang.. nikmatnya.. teruzzsss.. lebih ke dalam lagi Fik.. teruuzzss.. yacchhh.. benar.. jilati terus yang.. itu.. sayang.. accchhh”. Karena rangsangan yang dia terima makin hebat, pantatnya bukan hanya digoyang-goyangkan, tapi malah diangkat-angkat ke atas, mungkin tujuannya agar lubang vaginanya yang lebih dalam ikut tersentuh oleh lidahku.

Dengan bantuan jari-jariku, aku terus mengaduk-aduk isi vagina Nisa, aku sentuh G-Spotnya secara perlahan, dia langsung menggelinjang, lalu kuelus G-Spotnya nya dengan jari tengahku, Dian makin liar, seperti orang yang sedang ngigau, dia meracau tak karuan, tak jelas suara apa yang keluar dari mulutnya, karena yang aku tahu, lubang vaginanya sudah sangat basah oleh cairan kemaluannya, seluruh tubuhnya seperti menegang, tapi itu tak berlangsung lama, karena, dirinya langsung terdiam dan tergolek dengan lemas.

Melihat Dian sudah mencapai orgasme, aku berusaha untuk tenang, tetapi kontolku sudah sangat tegang (walau masih tertutup oleh CD) dan ingin segera merasakan nikmatnya vagina Dian. Aku segera mencium dan menjilati “lubang surga” itu, agar Nisa bisa merasakan apa yang namanya multi orgasme.

Usahaku ternyata berhasil, karena hanya dalam beberapa menit, tubuhnya kembali bergetar dan menegang. Diiringi desahannya yang sangat menggairahkan, Dian kembali merasakan kenikmatan itu. Karena beberapa kali mengalami orgasme, Nisa terlihat sangat lelah, meski tak dikemukakan, terlihat jelas bahwa dia sangat puas dengan oral yang aku lakukan.

Dengan tersenyum, dia mencoba untuk melepaskan CD yang masih melekat ditubuhku. Tanpa ragu, dia mulai menjilat dan mengulum kontolku. Mendapat perlakuan seperti itu, aku yang semula mendominasi permainan, hanya diam saja menikmati permainan Dian.

Dengan bibir indahnya, dia mengulum dan mengeluar masukan kontolku ke dalam mulutnya, dan sesekali, dengan menggunakan kelembutan lidahnya, dia mengusap dan menjilat kepala kontolku. Gila.. ternyata Dian bukan hanya indah buat dilihat, ternyata Dian mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam merangsang dan memanjakan kita dalam permainan seksnya.

Aku berusaha agar tidak sampai kebobolan ketika dia melakukan oral terhadapku, namun kenyataannya, semua spermaku telah memenuhi mulutnya, ketika secara reflek, aku menjambak rambut dan menarik kepalanya sambil mendesah menahan kenikmatan saat spermaku akan keluar.

Tanpa perasaan jijik, Dian menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya, seperti tidak puas, dia menjilati kontolku yang masih ada sisa-sisa spermanya.

“Fik, enak juga ya rasa sperma lo, gurih-gurih gimana gitu..”, kata Dian memuji. Aku hanya tertawa sebentar mendengarnya, karena bola mataku tetap memandang lekuk-lekuk tubuh Nisa yang telanjang tanpa sehelai benangpun menutupinya.

Kuperhatikan lagi “lembah” yang dihiasi oleh bulu-bulu halus itu, ternyata, warnanya agak memerah, mungkin karena tergesek oleh lidah dan jari-jariku.

“Makasih ya ..”, kataku sambil menciumi vaginanya.

“Fik, boleh tidak kalau Nisa minta vagina Dian di jilatin lagi, abis enak banget sih..”, tanya Dian sambil memohon.

“Boleh saja sih, tapi boleh tidak kalau Fik ngentot Dian, soalnya kontol Fik udah tidak kuat nich, pengen buru-buru berada di dalam vagina Nisa. Boleh yach?”

“Dian takut Fik, kata temen-temen Dian, rasanya sakit banget, tidak mau ah.. ntar kalau sakit gimana?”, tolak Nisa.

“Pokoknya Dian rasain saja ndian, Fik apa temen Dian yang salah”, kataku sambil mulai menjilati vagina Dian. Dengan melebarkan pahanya, dan mempergunakan kedua tangannya, Nisa membantu melebarkan vaginanya agar mempermudah ku di dalam mencumbui vaginanya. Kujilati kulitnya hingga dia menggelinjang tak karuan menahan rasa nikmat yang dia terima.

Sengaja aku terus menjilati klitnya, agar dia diamuk oleh gairahnya sendiri, ketika kulihat tubuhnya mulai menegang, dan mengalami orgasme, entah untuk yang keberapa kali, aku langsung memindahkan cumbuanku kedaerah putingnya yang sudah sangat kencang. Kuciumi bagian bawah susunya, kusedot dan kumainkan lidahku di daerah tersebut.

“Fik.. enak sekali sayang.. acchhh.. ooohhhh..” Dian menggelepar menahan birahinya yang semakin besar. Kulihat jari lentik Nisa mulai bermain dibibir kemaluannya sendiri, dia terus mengelus, dan sekali-sekali memasukan jarinya ke dalam lubang vaginanya yang sudah sangat basah karena banyaknya cairan pelicin yang keluar dari dalam vaginanya vaginanya. 

Sambil tetap membenamkan wajahku diantara dua gunungnya, tanganku secara perlahan menarik tangan Nisa yang sedang asik mengeluar masukan jarinya.

Awalnya dia menolak, tapi ketika aku bimbing jarinya kearah kontolku, Dian langsung menggenggam dan mengocoknya. Setelah agak lama, aku meminta Dian agar dia berada diatas tubuhku yang sudah dalam posisi berbaring.

Dengan perlahan, dia menaiki tubuhku. Sengaja aku menggesek-gesekan kontolku diantara lubang vaginanya, ternyata benar, apa yang aku lakukan telah membuat kenikmatan yang dirasakan oleh Nisa makin menjadi-jadi, diapun mulai bergerak menggesekan kontolku ke bagian luar vaginanya.

Akhirnya, walau dengan posisi berada di bawah, tanpa sepengetahuan Nisa, aku berusaha mengarahkan kontolku agar bisa memasuki lubang vaginanya. Nisa terus menggerakkan dan menggesekan vaginanya, dan tanpa disadarinya, ternyata kepala kontolku mulai bergerak memasuki vaginanya ketika dia menggerakan pantatnya dari atas ke bawah.

Terasa lembut sekali ketika kepala kontolku menyentuh bagian dalam dari lubang surganya, ada perasaan nikmat yang sulit untuk diungkapkan, dan tanpa terasa, sudah seluruh bagian kontolku berada di dalamnya.

Seperti kesetanan, Dian terus menggoyangkan pantatnya, sesekali terdengar rintihan dan erangannya. Akupun terus mengeluar masukan kontolku ke dalam lubang vaginanya (walau agak sulit karena posisiku berada di bawah).

Secara reflek Dian langsung merebahkan tubuhnya diatas tubuhku ketika dia sudah mencapai orgasmenya. Namun karena aku belum orgasme, aku langsung membalikan badannya agar berada di bawah tubuhku.

Dengan sedikit santai, aku terus menggerakan “junior”ku, namun karena tubuh Dian yang bersih dan terawat, birahiku tidak bisa mengerti jika aku ingin lebih lama menikmati kemulusan tubuhnya. Akhirnya spermaku keluar di dalam kehangatan lubang vaginanya.

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account