Cerita Sex Anak Perawan Sodara

Cerita Sex Anak Perawan Sodara

Cerita Sex Anak Perawan Sodara

Comments Off on Cerita Sex Anak Perawan Sodara

Kebetulan aku ini telah mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi di Bandung, jadi kegiatanku pada masing-masing harinya hanyalah menggarap skripsi sebab tugas-tugas dan mata kuliah telah tidak terdapat lagi.

Karena terbilang aku punya tidak sedikit waktu luang, maka aku-pun sering berangjangsana ketempat kakak-ku di Jakarta. Pada sebuah hari aku-pun pergi ke Jakarta, sesampainya di lokasi tinggal kakak-ku aku menyaksikan ada tamu. Karena kakak-ku menyaksikan aku yang sedang datang maka kakakku-pun menyuruhku masuk dan, aku-pun diluncurkan kakakku untuk tamu itu.

Omong punya omong ternyata rupanya tamu itu ialah teman kakak-ku semasa kuliah, rekan kakak-ku itu mempunyai nama bang Rehan. Bang Rehan ini orangnya amatlah ramah dan baik kepadaku, dia berusia sepantaran dengan kakak-ku aitu 39 tahun. Dari perkenalan saat dirumah kakak-ku itu, pada sebuah hari aku-pun diundang guna bermain kerumah bang Rehan.

Karena memang aku berniat guna bermain, apa salahnya andai aku aku mengiyakan undangan bang rehan kerumanya. Pada keesokan harinya aku-pun bermain kerumah bang Rehan, sesampainya disana laksana biasa bang Rehan menyambut aku dengan ramahnya. Setelah aku dipersilahkan masuk, maka aku-un diluncurkan bang Rehan untuk anak dan istrinya.

Shela nama istri bang Rehan, sesudah berkenalan kami-pun lantas menuju ruang tamu bang Rehan untuk membual disana. Obrolan demi orolan-pun berlalu, dari obrolan kami tadi aku baru tahu bila selisih umur teh Shela ini usianya 5 tahun lebih muda Bang Rehan. Teh Rani dan bang Rehan sudah dikaruniai 1 anak yang telah beranjak dewasa yaitu mempunyai nama Olidiah.

Singkat kisah 3 hari sesudah aku kenal dengan Bang Rehan, saat tersebut tepatnya pada hari Rabu, dimintai bantu oleh bang Rehan guna menemani dan mengawal Olidiah di rumahnya. Karena pada saat tersebut bang Rehan dan istrinya bakal pergi ke Surabaya guna menjenguk ibu dari istri bang Rehan yang sedang sakit dukup serius dan telah diasuh dirumah sakit.

Sebagai menantu kesaynagan bang Rehan-pun segera meminta libur kerja sekitar 1 minggu. Setelah mendapat libur bang Rehan dan Teh Shela-pun segera berangkat, sementara Olidiah bermukim dirumah denganku sebab dia mesti bersekolah. Hari demi hari-pun berlalu, tidak terasa aku-pun sudah tinggal dirumha bang Rehan sekitar 3 hari.

Singkat kisah aku-pun telah berlalu memutar 1 film action tersebut, sebab sudah berlalu maka aku-pun segera menggali kaset DVD lainya. Ketika aku sedang meilih-milih kaset, tidak sengaja aku mengejar bebrapa kaset porno yang nampaknya ialah koleksi dari Bang Rehan. Wah, kebetulan sekali aku sedang dirumah sendirian.

Melihat keadaan yang memungkinakan itu, aku-pun segera memutar kaset BF itu, ditengah asiknya aku menonoton film dewasa itu, tidak kusangka tiba-tiba tersiar pintu depan terbuka, beteapa kagetnya aku ketika itu. Dengan buru-buru aku-pun segera mematikan televisi dan menyimpan bungkus kaset DVD di bawah karpet. Ternyata yang datang adalh Olidiah,

“ Hallo, Bang Adly, ” ucap Olidiah meyapaku lantas dia baru masuk kerumah dan tersenyum.
Sambungnya lagi,

“ Oh iya Bang, bantu bayarin ojek Olidiah dong bang, Olidiah nggak ada duit receh, abang ojeknya nggk punya kembalian nih, ” Ucapnya padaku.

“ iya bawel, ” jawabku singkat.

Kemudian aku-pun segera terbit untuk menunaikan ongkos ojek Olidiah. Setelah menunaikan saat tersebut akupun segera masuk kedalam lokasi tinggal kembali. Waduh, habislah aku, pada saat tersebut Olidiah dengan santainya duduk di karpet di depan TV, dan mengobarkan Tv itu. Sungguh bebal sekali aku, aku tak sempat tidak mematikan DVDnya.

Alhasil diputarlah Film BF yang sedang separuh jalan tadi oleh Olidiah. Mengetahui aku yang sudah kembali kedalam rumah, Olidiah-pun memandang kearahku seraya tertawa geli,

“ Oh rupanya laksana ini yang BangAdly bila orang lagi begituan, Olidiah tidak jarang banget Bang diceritain sama temen-temen sekolah, namun Olidiah baru ngelihat langsung film beginian kali ini, hha, ” ucap Olidiah denga santai dan lugunya.

Saat tersebut aku bingung mesti membalas apa untuk Olidiah.

“ Olidiah, apa-apan anda ini, mari buruan matikan !!! anda nggak boleh nonton film kayak gtu, anda belum lumayan umur, Ayo cepetan matiin !!!, ” tegurku untuk Olidiah.

“ Ihhh, BangAdly Jangan gitu dong, Tuh liat adeganya hanya begitu doing, film yang tidak jarang diceritain sama temenku di sekolah nggak terdapat apa-apanya sama film yang ini, huh !!!, ” ucapnya membangkang.

Entah aku mesti melakukan apa ketika itu, aku khawatir andai aku tidak mengizinkan Olidiah nanti malah aku akan diadukan kepada orangtuanya. Tanpa membalas perkataan Olidiah, aku-pun pergi ke dapur untuk menciptakan minum dan tidak mempedulikan Olidiah terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di belakang menyimak majalah. Sekitar jam 7 malam, aku terbit dan melakukan pembelian makanan.

Sekembalinya, di dalam lokasi tinggal kulihat Olidiah sedang tengkurap di sofa menggarap PR, dan astaga dia mengenakan piyama yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang telah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya tampak putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

Setelah makanan siap, aku-pun memanggil Olidiah. Oh shit man, tidak kusangka Olidiah pada saat tersebut tidak menggunakan BH, sebab puting payudara-nya saat tersebut terlihat membayang dari balik piyama-nya tipis itu. Saat it aku semakin gelisah sebab penisku yang tadi telah mulai berdenyut-denyut tak karuan, sekarang Peniskku telah menegak dan mengganjal di celanaku.

Selesai makan, saat membasuh piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di piyamanya, buah dadanya yang estetis mengintip. Saat dia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai membasuh piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga,

“ Bang, mari tebak jajaki tebak pertanyaan aku Bang, item, kecil, keringetan, apaan jajaki bang, mari tebak ?, ” ujarnya.

“ Ah, tersebut mah gampang, semut lagi push –up . Nah sekrang abang gentian, putih, biru, kecil, keringetan, apa hayow tebak ?, ” ujarku.

Pada saat tersebut Olidiah menjawab sejumlah dengan tebakannua, tetapi semua jawabnya salah, lalu,

“ Ini Nih jawaban yang bener, jawabnya ialah Olidiah gunakan seragam sekolah, yang lagi kepanasan di angkot, hha…” candaanku.

“ Ihhhh, Bang Adly ngeselin deh, masak Olidiah di ledekin, Huh…, ” jawabnya.

Saat tersebut Olidiah-pun meloncat dari sofa dan berjuang mencubit lenganku, tetapi pada saat tersebut aku mengelak dan menangkisnya. Saat tersebut Olidiah terus mengupayakan mencubitku, seraya tertawa. Ditengah keisenganya itu, tiba-tiba Olidiah-pun tersandung dan secara tidak sengaja dia jatuh ke dalam pelukanku, dengan posisi membelakangiku.

Le biah detailnya pada ketika itu, secara tidak sengaja tanganku menyentuh dadanya, dan dia duduk tepat di atas batang kejannan-ku, Oughhh… saat tersebut kami megap-megap dalam posisi itu.
Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku kian terangsang. Entah setan apa yang merasukiku aku-pun mulai menciumi lehernya begitu saja.

Sementara tersebut Olidiah mendongakkan kepala seraya memejamkan mata, dan tanganku juga mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Olidiah kian terengah, dan tanganku juga masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya telah basah, dan jariku membelai belahan yang membayang,

“ Oughh… Eughhh… Eummm…” desah Olidiah.

Namun pada ketika itu, gairahku telah sampai ke ubun-ubun dan aku-pun khlaf begitu saja. Tanpa tidak sedikit kata, aku-pun mulai unik keatas piyama dari tubuh mungil Olidiah.

Oughhh… Olidiah menelentang di sofa dengan posisi tubuh nyaris bugil. Lalu aku-pun segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan sampai dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Olidiah yang membelai belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku kian tak sabar.

Aku unik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kewanitaan-nya yang baru ditumbuhi rambut jarang.

Bulu yang sedikit tersebut sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Olidiah. Aku juga segera menenggelamkan kepalaku di tengah kedua pahanya.

“ Sssss… Oughhh… Aghhhh…,” erangnya.

Tangan Olidiah meremas sofa dan pinggulnya menggeletar saat bibir kewanitaan-nya kucium. Sesekali lidahku beralih ke perutnya dan mengemut perlahan. Lalu Olidiah mengusung punggungnya saat lidahku menyelinap salah satu belahan kewanitaan-nya yang masih begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kewanitaan-nya mulai membuka.

Sesekali lidahku mengelus kelentitnya dan tubuh Olidiah bakal terlonjak dan nafas Olidiah seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya tidak banyak membesar dan mengeras. Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Olidiah terbaring terengah-engah, matanya terpejam.

Tergesa aku membuka seluruh pakaianku, dan kejantanan-ku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Olidiah,

“ Eummm… Eummm… Sssss… Oughhh…,”

ketika Olidiah membuka bibirnya, kujejalkan kepala kejantanan-ku. Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi dia juga mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan mengelus kewanitaan-nya. Segera saja kejantanan-ku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku juga naik ke atas tubuh Olidiah dan bibirku melumat bibirnya.

Aroma kejantanan-ku terdapat di mulut Olidiah dan wewangian kemaluan Olidiah di mulutku, bertukar ketika lidah kami saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kejantanan-ku ke celah di selangkangan Olidiah, dan sebentar lantas kurasakan tangan Olidiah mengurangi pantatku dari belakang.

“ Oughhh… Eumm… masukin Bang, Eughhhh…,” ucapnya sarat gairah.

Perlahan kejantanan-ku mulai menempel di bibir liang kewanitaan-nya, dan Olidiah semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kejantanan-ku kutekan, namun gagal saja sebab tertahan sesuatu yang kenyal. Aku juga berpikir, apakah lubang sekecil ini bakal dapat menampung kejantanan-ku yang besar ini.

Terus cerah saja, ukuran kejantanan-ku ialah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan
Olidiah masih SMP dan ukuran lubang kewanitaan-nya terlampau kecil. Tetapi dengan desakan nafsu yang besar, aku juga berusaha.

Akhirnya usahaku juga berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Olidiah memekik kecil, dahinya mengernyit menyangga sakit.

Kuku-kuku tangannya memegang erat kulit punggungku. Aku mengurangi lagi, dan terasa ujung kejantanan-ku membentur dasar sebenarnya baru tidak banyak kejantanan-ku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, tidak mempedulikan otot-otot kewanitaan Olidiah terbiasa dengan benda yang terdapat di dalamnya.
Sebentar lantas kerutan di dahi Olidiah menghilang, dan aku juga mulai unik dan menekankan pinggulku. Olidiah mengernyit lagi, namun lama-kelamaan mulutnya menceracau,

“ Aow… Sssss… Aduhhh… Eughh… terus, enak Bang, Aghhh…” racaunya merasakan tusukan kejantanan-ku.

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Olidiah, lalu mengembalikan kedua tubuh kami sampai Olidiah kini duduk di atas pinggulku. Nampak kejantanan-ku menancap di kewanitaan-nya. Tanpa butuh diajarkan, Olidiah segera menggerakkan pinggulnya, sedangkan jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok payudara, clitoris-nya.

Kemudian pinggulnya, dan kami pun bersaing mencapai puncak. Lewat sejumlah waktu, gerakan pinggul Olidiah kian menggila dan dia juga membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan kesudahannya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur semua batang kejantanan-ku.

Setelah tubuh Olidiah melemas, aku mendorong dia telentang. Dan seraya menindihnya, aku memburu puncakku sendiri. Ketika aku menjangkau klimaks, Olidiah tentu menikmati semburan air maniku pada liang senggama-nya. Kemudian Olidiah-pun mengeluh lemas dan menikmati orgasmenya yang kedua.,,,,,,,,,,,,,,

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account