Kupaksa ML Walau Baru Ketemu

Kupaksa ML Walau Baru Ketemu

Kupaksa ML Walau Baru Ketemu

Comments Off on Kupaksa ML Walau Baru Ketemu

Cerita Dewasa Mesum – Dari chatting lewat internet saya mendapat kenalan lagi kali ini namanya Vega dari foto cantik dengan body yang semampai bentuk tubuh juga seksi, Vega sering aku chat walau belum pernah bertemu sama sekali, dia tipe orang terbuka persoalan cinta dia juga menceritakan kepadaku kalau dia habis putus dari cowoknya.

Saya tanya tanya, kenapa baru pacaran sebentar kok langsung di putus, ujarku.
Vega menjawab soalnya belum apa apa dia minta ngajak ML .

Memang untuk membina hubungan dengan seorang wanita agar si cowok dapat merasakan kehangatan tubuh si wanita, itu perlu cara & kesabaran tersendiri. Pada dasarnya, wanita tak menyukai cara-cara yang vulgar & kelihatan memaksa agar ia mau memberi kehangatan pada si cowok, walaupun si wanita menyukai si cowok tersebut.

Masalah berapa lama waktu yang diperlukan dalam pendekatan, itu relatif. Bahkan tak jarang dalam perjumpaan pertama sekalipun, si cowok sudah bisa mengajak si wanita untuk bersenggama, bersetubuh, ML, ngentot, atau entah apapun namanya. Seperti pengalamanku dengan si Vega ini.

Pada awal itu pula Vega, begitu saya minta, berseia memberikan nomor telepon rumahnya. & komunikasipun kami lanjutkan dengan pembicaraan telepon. Di telepon ia bercerita pengalaman pertama dengan pacarnya.

Secara terbersit, ia mengakui bahwa ia sudah pernah berhubungan intim dengan pacarnya tersebut. Namun pada saat itu saya belum mengetahui apakah ia masih perawan atau tak akibat hubungannya dengan pacar pertamanya itu.

Akhirnya, setelah beberapa kali berkomunikasi melalui telepon, saya mengajaknya untuk bertemu langsung. Ia segera menyetujui ajakanku tersebut. filmbokepjepang.sex Kami bersepakat untuk bertemu di Atrium Senen dengan pertimbangan lokasi tersebut cukup netral dari tempatku & rumahnya yang terletak disekitar daerah Cawang. Waktu pertemuan kami sepakati sekitar jam 19.30. Sedangkan tempat pertemuannya adalah di kafe Cappucino di lantai 2 Atrium.

Dan pada hari yang memang sudah saya tunggu-tunggu, yaitu sekitar pertengahan Pebruari 2014, saya sengaja menunggu terlebih dulu di tempat yang telah kita sepakati. saya memilih tempat duduk di luar ruangan kafe agar nantinya Vega lebih mudah menemukan diriku, Kami telah saling bertukar ciri-ciri kami masing-masing.

Aku beritahu ia bahwa saya mengenakan kemeja putih & jeans, sedangkan Vega akan memakai kaos biru dengan rok jeans.

Aku suka ini. saya suka wanita yang memakai rok. Pertama, wanita yang memakai rok terkesan lebih feminin. Kedua, itu nantinya akan lebih memudahkan aktivitas ku terhadap wanita itu selanjutnya, jika situasi memungkinkan.

Tentu para pembaca paham apa yang saya maksudkan dengan “aktivitas selanjutnya” itu, bukan? he..he..he.

Setelah menunggu sekitar 20 menit, sambil celingak-celinguk memantau kehadiran wanita yang saya tunggu-tunggu. saya dikejutkan dengan teguran pelan dari suara di arah belakangku. & seketika kutoleh, suara itu ternyata berasal dari seorang wanita yang ciri-cirinya sama dengan ciri-ciri wanita yang kunanti-nanti.

“Pepy yah..?” Sapa wanita itu dengan suaranya yang lebih manja & lebih enak didengar ketimbang suaranya yang selama ini kudengar melalui telepon.

“Iya. Kamu Vega, khan? Balasku singkat.

Aku sedikit agak terpana & seketika tersadar ketika saya harus membalas uluran tangannya yang meminta jabatan tangan. Kuperhatikan wanita ini lekat-lekat. Vega lebih manis ketimbang foto yang ia berikan kepadaku melalui emailnya.

Dengan tinggi sekitar 160, berat 50, bra kutaksir ia memakai ukuran 34 B, & kulit kuning langsat, Vega kelihatan seksi & sensual dengan setelan kaos biru sedikit ketat & bawahannya yang dibalut dengan rok jeans selutut.

Aku baru tersadar & segera mempersilahkannya untuk mengambil tempat duduk. Lalu ia menghempaskan pantatnya yang begitu kelihatan seksi di kursi dihadapanku.

“Udah lama yah nunggunya?” tanyanya. Sebelum saya menjawab, saya sudah terlebih dahulu melambaikan tanganku ke waitress.

Aku sudah lebih dahulu meminum hot cappuccino yang sudah habis setengahnya, sembari menghisap rokokku.

“Nggak juga sih. Yah, sekitar 20 menit.

Oh ya, kamu mau pesan apa?” saya memberikan daftar menu ke tangan Vega. Sambil melipat kakinya, ia membaca sekilas daftar menu tersebut. Sekilas kulirik kakinya. Kuning langsat & bersih.

Aku nggak mau terlalu lama mengarahkan pandanganku kesitu. Takut kepergok & diketahui bahwa betapa bernafsunya saya melihat dirinya.

“Aku orange jus aja deh”

“Kamu gak pesan makanan? kamu udah makan malam, belum?” Tanyaku.

“Nggak usah deh. Ntar aja. saya udah makan tadi dirumah”.

Satu hal yang baru saya sadari & kuketahui setelah menatap wajah wanita ini adalah kelebihan matanya. Vega memiliki mata yang indah. Sendu & menggairahkan. Terlihat seperti memiliki sex appeal yang tinggi.

Ia kelihatan sedikit agak canggung berhadapan langsung denganku. Kusadari mungkin ini adalah ‘blind date’ atau ‘kencan buta’nya yang pertama. Untuk menghidupkan suasana saya berusaha sesantai mungkin. Tampaknya usahaku berhasil. Ia bertambah relaks semakin lama.

Dan dengan obrolan seputar diri kami masing-masing, keakraban kami semakin bertambah seiring dengan berlalunya waktu. Tak sadar waktu sudah menunjukkan jam 9. Sudah 2 jam kami ngobrol di kafe Cappucino ini. saya lalu mengingatkan ia untuk makan malam lagi.

“Kita makan malam dulu yuk? Perutku juga sudah minta diisi nih.”

“Dimana? Di Atrium sini aja?”

“Kita makan nasi uduk aja yuk. saya tau tempat nasi uduk yang enak” Ajakku.

Aku punya rencana dengan Vega malam ini. Tentu saja rencana itu udah saya susun sebelumnya. Kami pun beranjak & menuju ke arah daerah Cempaka Putih.

Sesampainya di tempat tujuan, yaitu di depan hotel Cempaka Sari. saya bertanya kepada Vega apakah ia mau makan di pinggir jalan atau mau pesan nasi uduknya & makan di Restoran hotel Cempaka Sari.

“Terserah kamu aja”. saya gembira sekali dengan jawaban Vega. Karena sangat sesuai dengan rencanaku semula. Kami lalu memasuki pelataran hotel Cempaka Sari & langsung menuju restorannya.

Aku lalu memesan kepada waiter untuk dibelikan dua porsi nasi uduk, lalu dari restoran kami memesan jus melon untukku & teh manis hangat buat Vega. Sambil menunggu pesanan, kami lalu melanjutkan obrolan kami. saya mulai berfikir untuk melaksanakan rencanaku.

“Vega, gimana kalau kita makannya didalam aja? Biar lebih santai & kita bisa ngobrol ” saya mulai memancing Vega dengan berusaha mengajaknya untuk check-in ke kamar.

“Ngapain? disini aja khan bisa Kayaknya Vega udah bisa nebak deh kemana arahnya ” Jawabnya. Welehh, ternyata rencanaku terbaca olehnya.

“Bukan begitu, say. Kalau didalam khan bisa sambil nonton TV atau apa kek.” saya harus lebih meyakinkan dirinya agar setuju dengan ajakanku.

“Iya saya tau. Tapi kamu udah merencanakan semua ini, khan? Kayaknya kamu juga udah sering kesini yah?”

“Lho.. kamu kok bisa nebak seperti itu” ujarku tersenyum.

“Soalnya dari mana kamu tau di dalam ada TV segala. Hayoo..”

“Lha.. kalau masalah itu sih khan nggak harus saya mencoba dulu. Biasanya kalau hotel seperti ini pasti setiap kamarnya dilengkapi dengan TV”

“Sebenarnya kamu pingin apa sih dari aku? Udah deh, nggak usah berbelit-belit & berdalih macem-macem.

Atau kita pulang aja sekarang yah” Vega kelihatannya mulai curiga & cemas akan rencanaku. saya nggak mau rencanaku jadi buyar. saya harus lakukan sesuatu agar lebih meyakinkan wanita ini, pikirku.

“OK deh, kamu boleh pilih, kalau kamu mau pulang sekarang, saya nggak bisa nganterin kamu. Karena saya masih sangat capek. saya mau beristirahat sebentar di kamar sambil makan makanan yang udah dipesan. Kalau kamu mau ikut, ayo. Kalau nggak terserah deh” Ujarku dengan nada sedikit mengancam.

Aku pikir ini adalah upaya terakhirku untuk menaklukkan Vega agar mau ikut dengan rencanaku. saya lalu berdiri beranjak. Tak kuperdulikan Vega yang terbengong-bengong menatap & memperhatikan gerakku.

“Kamu mau kemana? ” Tanya Vega.

“Aku mau pesan kamar. saya pingin beristirahat di dalam sebentar.” saya lalu menuju front office & memesan kamar. Setelah melakukan pembayaran, saya lalu balik menuju tempat duduk di restoran dimana Vega masih duduk terdiam, mungkin sambil berfikir.

“Kalau kamu mau ikut aku, ayo. Kalau nggak, kamu bisa tinggal sebentar disini & menunggu makanan. & jika kamu mau pulang dianterin aku, tunggu saya sekitar 2 atau 3 jam, kalau nggak, kamu boleh pulang sendiri. saya panggilin taksi. Gimana?”

” Kamu emang licik, yah” ujar Vega sambil terseyum & mengangkat pantatnya dari kursi. Kupikir ia akan memilih untuk pulang.

Ternyata ia berdiri disampingku bersiap untuk mengikutiku ke kamar hotel. Siipp, rencanaku berhasil. Dengan bisa mengajak wanita untuk masuk ke kamar, itu berarti keberhasilan berikutnya sedang menunggu.

Sesampainya di kamar, Vega lalu menyetel TV & duduk di kursi samping di depan TV. saya membuka sepatuku.

“Kamu nggak pingin mandi?” tawarku kepadanya.

“Nggak ah. Ntar di rumah aja” Jawab Vega. Ia kelihatan masih yakin & bersikeras bahwa kami hanya sebentar di kamar hotel itu. saya lalu duduk di kasur & ikut menatap layar TV.

“Kenapa nggak duduk disini aja?” Tawarku kepadanya. Vega terdiam tanpa menjawab. Ia kelihatan sedikit kaku atau tegang, saya nggak begitu paham.

Kami hanyut dalam keheningan beberapa lama. Ia kelihatan terus menonton acara yang ditayangkan di TV.

Aku berfikir gimana caranya agar ia mau pindah ke kasur. saya lalu beranjak menuju tempatnya & mengulurkan tangan bermaksud menarik tangannya agar mau mengikutiku ke kasur. Ia sedikit bertahan.

“Dari situ khan nontonnya gak enak, posisinya khan menyamping” Kataku memberi alasan.

“Nggak kok. Biasa aja.”

“Ayo dong, duduk disini aja. saya nggak bakalan ngapain-ngapain kok” saya berusaha meyakinkannya. saya harus sabar & nggak boleh berlaku kasar.

Wanita nggak suka cara kasar. Pria harus bisa mengkondisikan suasana selembut & sesabar mungkin, walau permintaan ‘arus bawah’ sudah menggebu-gebu.

Vega menaikkan kakinya ke atas kursi. Kaki & betisnya yang putih mulus menjadi santapanku kini. Mungkin karena gerakannya yang sedikit kewalahan & rok jeansnya yang sebatas lutut itu, pahanya juga sedikti terbuka. Sekilas terlihat ruang diantara kedua pahanya.

Namun karena gelap, saya nggak bisa melihat lebih jelas lagi. Yang pasti, saya menjadi semakin barnafsu.

“Batang” di pangkal pahaku semakin keras menggeliat. saya masih berdiri di depannya. saya kembali menarik tangannya untuk mengikutiku ke kasur. Karena kedua kakinya berada diatas, posisinya agak lemah.

Sehingga ketika ia kutarik, Vega kelihatan seperti mau tersungkur ke depan. Ia terjatuh dengan kembali menginjakkan kakinya ke lantai. & ia terlihat mengikuti tarikanku yang menuntunnya ke arah kasur.

Ia duduk di tepi tempat tidur. Kembali ia mengangkat kakinya & duduk bersimpuh diatas kasur. Kali ini pemandangan lebih jelas.

Terlihat ujung paha & celana dalam berwarna terang, mungkin putih atau cream. Ia membenarkan posisi duduknya. Tampaknya ia sadar kalau mata “nakal”-ku sedang “menyatroni” isi roknya.

“Ah..Salah kostum nih” Ujarnya sambil tersenyum & menurunkan bagian bawah roknya ke arah lutut, masih sambil bersimpuh.

Aku lalu menarik bantal & berbaring agak jauh dari posisinya.

“Sambil berbaring aja lebih enak” Kataku. Ia hanya tersenyum & tak menjawab. Vega masih kelihatan kikuk.

“Kamu nggak usah tegang & kaku begitu” saya berusaha membuat dirinya lebih santai & meyakinkan dirinya bahwa saya bukanlah ancaman. Bahkan mungkin saya akan memberinya kenikmatan malam ini.

“Aku khan bukan Vampire yang bakal menghisap darah kamu” Ujarku bercanda.

“Aku manusia biasa yang nggak makan orang. saya lelaki normal kok. Nggak percaya?”

“Emang kamu lelaki?” Tiba-tiba Vega bertanya. Bagiku ini adalah lebih merupakan “tantangan” atau
“lampu hijau” ketimbang sebuah pertanyaan.

“Iya dong. saya bukan gay atau homo”

“Kok mirip gay?” Pancing Vega lagi tanpa memalingkan tatapannya dari TV.

Aku langsung tahu bahwa saya harus melakukan sesuatu.

“Apa? kamu kayaknya minta bukti yah” Jawabku bercanda. Kali ini saya langsung menyerbu kearahnya.

Aku pegang tangannya lalu saya tarik dia. Ia terjatuh ke kasur. saya tak menyia-nyiakan kesempatan. saya mencari wajahnya, tepatnya bibirnya yang sensual itu. Ia berusaha sedikit melawan & berusaha menyembunyikan wajahnya.

“Saya harus kasih bukti bahwa saya pria sejati ke kamu” Kataku sambil mendorong hingga Vega kini terbaring terlentang di kasur. saya mencium bibirnya dengan sedikiit memaksa. Ia kayaknya agak sedikit melawan, walau menurutku hanya perlawanan basi-basi.

Aku kini menindihnya. Ku cium leher & pipinya bergantian. saya tahu itu adalah daerah sensitive yang harus pertama digarap ketika pria ingin menaklukkan wanita.

Aku lalu membuka kedua kakinya dengan kedua kakiku. Disini ia lebih memberikan perlawanan yang berarti. saya lalu mempersiapkan diriku terlebih dahulu. saya membuka celana jeans ku dengan cepat sambil tetap menindih tubuh Vega.

 

Kini penisku bergerak dengan lebih leluasa. saya lalu kembali melumat bibir Vega. Kali ini Vega kelihatan merespons, walau masih setengah-setengah.

Tapi saya tau ia sudah agak terbawa. Kulumanku kini ku arahkan ke bukit di dadanya yang masih terbungkus kaos biru. saya mengecup bukit sebelah kiri, sementara tangan kananku meremas bukit yang sebelah kanan.

“Ngghh..” ceracaunya halus. Vega semakin terbawa dengan permainanku.

Saya kembali berusaha membuka kedua kakinya. & kini berhasil tanpa perlawanan. saya sedikit menaikkan rok nya keatas, sehinggak kedua kakiku kini berada diantara pahanya.

Saya meraba daerah paling sensitif di dirinya, yaitu pangkal di antara dua pahanya. Ia menjerit halus & menepis tanganku.

Terasa tadi begitu lunak, lembab & hangat, walau masih dibungkus celana dalamnya yang ternyata berwarna putih & terbuat dari satin.

Saya menurunkan posisi tubuhku.

“Lho.. punya kamu ntar bisa masuk ke punyaku nih. Tuh udah tepat di depannya” Ucapnya.

Aku nggak ngerti apa itu peringatan darinya agar saya mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi atas perbuatanku, atau ini sebuah tanda darinya agar saya sekarang menancapkan penisku ke “liang surga” miliknya.

Saya nggak mau berfikir untuk menjawab pertanyaan ini. Yang penting kesempatan ini nggak boleh saya sia-sia kan. saya harus menaklukkan Vega malam ini.

Aku harus bisa merasakan nikmatnya bersenggama dengannya. Akan ku kentot dia. saya ingin menikmati memeknya. & ia juga harus bisa merasakan betapa hebatnya penisku nanti memompa memeknya.

Aku lalu membuka celah celana dalamnya pas di depan liang memek, lalu menuntun penisku menyentuh daerah nikmat tersebut. Ia mendelik, lalu terpejam.

“Ssshh..kokhh.. bener-benerrhh dimasukin sihchh.. sshh?”

Aku nggak perduli dengan nada protes, ataukah itu nada nikmat darinya. saya tekan penisku lebih ke depan & perlahan kepalanya sudah mulai memasuki liang memek Vega. Kutekan lebih dalam & kini setengah batangku yang keras sudah bersarang didalam.

Ternyata kini kuketahui bahwa Vega sudah tak perawan lagi. saya nggak perduli. Walau demikian liang memeknya masih begitu sempit. filmbokepjepang.sex saya lalu menarik sedikit penisku & kembali kutekan dengan kekuatan penuh. JleBH. Kini seluruh penisku sudah berada di dalam liang memeknya. Dinding memek Vega terasa menjepit-jepit & mencengkeram batang penisku.

“Okhh. Memek kamu enak banget.” ujarku.

Aku menggenjot dengan perlahan sambil menikmati kehangatan & jepitan memek wanita satu ini.

“Ssshh.. okhh.. okh..kamu apain punyaku? ” Tanya Vega berceracau.

“Aku sodokhk..sshh.. biar tambah lebar”

“Sialan kamu.. sshh.. akhh”

Tiba-tiba Vega mendelik & mempererat rangkulannya di tubuhku. saya tahu ia mau mencapai orgasmenya. saya lalu mempercepat kocokanku.

“Kamu kapan terakhir mens ..?” Tanyaku sambil tetap menggenjot & mencoblosnya. saya mau memastikan apakah saya bisa menyemprotkan air maniku di dalam memeknya. Karena bagiku, orgasme dengan meyemprotkan air mani di dalam memek adalah hal yang sangat nikmat.

Akan sangat terasa sensasi kenikmatan berhubungan seksual yang luar biasa, ketimbang pakai kondom atau “coitus interuptus” (dikeluarin di luar, bahasa “kampung”nya).

“Mungkin 3 atau 4 hari lagi saya mens. Kenaphaa? sshh.. Kamu keluarin diluar yakhh. Jangan di dalamphh..akkhh” Vega memperingatkanku yang diakhiri dengan rangkulannya yang keras & teriakannya. Ia menarikku seakan mau menghisap punyaku seluruhnya masuk kedalam memeknya.

Aku juga sudah mau menunjukkan tanda-tanda bahwa saya akan orgasme. saya semakin mempercepat gerakan kocokanku & lebih mengeraskan tekananku ke dalam. & akhirnya..

“Sshh..okhh. ohh.. ohh..”

Crot..crot..crot.. crot.. crot.. sret.. sret..

Tanpa dapat dibendung lagi, sperma ku dengan gumpalan-gumpalan yang sangat kental & pancaran yang begitu keras memuncrat keluar membanjiri dinding memek Vega & saya yakin sampai ke rahimnya. Vega terbelalak seketika.

Entah ia kaget atau juga ikut kembali menikmati semprotan maniku. saya nggak tau & nggak perduli. saya terkapar lemas diatas perut Vega. Masih kudengar nafas nya ngos-ngosan akibat permainan kami tadi.Aku lalu berguling kesamping & saya tertidur sampai pagi karena nikmat & kelelahan. Selesai

PutriBokep

Create Account



Log In Your Account