Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the spidermag-pro domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/artikelb234boke/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Cerita Sex Karena Cacing Keluar Anus - Artikel Bokep - Artikel Cerita Seks - Artikel Sex Dewasa - Cerita Dewasa

Cerita Sex Karena Cacing Keluar Anus

Cerita Sex Karena Cacing Keluar Anus

Comments Off on Cerita Sex Karena Cacing Keluar Anus

Cersex PembantuNarasi Sex Tergres Karena Cacing Keluar Anus – Awalnya saya meminta maaf bila ceritaku ini terlampau mengganggu rasa kepribadian beberapa pembaca. Tetapi saya harus tuangkan apa yang sebenarnya sempat terjadi.

Ceritanya bermula dari rumah petak kontrakanku dalam gang yang cukup terisolir dan gelap. Saya pilih tempat ini karena selainnya murah, karena rasanya agak exclusive karena lepas dari perhatian beberapa tetangga. Cuman satu ruang tamu, satu ruang tidur, kamar mandi. Tidak besar, karena harga murah. Tetapi memikirkan yang mengelana ke Jakarta ini rasanya cukup, karena dana kiriman orangtua untuk mengongkosi kuliah saya pun tidak terlalu berlebih.

Saya baru sekitaran tiga bulan tempati rumah petak ini, sebelumnya setelah kos di dekat universitas. Aktivitas kuliah pada tahun pertama tidak begitu padat. Umumnya sekitaran jam 3 sore saya telah kembali lagi ke rumah. Photografi ialah hobyku. Untunglah saya hidup di periode photo digital telah menyebar, hingga hobyku tidak begitu memberatkan ongkos teratur bulanan.

Dari sisi rumahku ada sebidang tanah kosong yang kerap jadi tempat bermain beberapa anak yang ada di sekitaran situ. Mereka ialah objek fotoku.

Mereka suka dipotret saat sedang main dan saya suka tangkap gestur polos beberapa anak. Karena itu karena itu saya banyak mengenali beberapa anak di lingkungan tersebut.

Narasi Sex Tergres Karena Cacing Keluar Anus
Narasi Sex Tergres Karena Cacing Keluar Anus
Narasi Seks Terpampang Salah satunya anak yang paling centil dan tersering saya menjadikan mode ialah Ery. Ia elok dan duduk di kelas 5. Ia paling dekat denganku hingga kerap menerobos ke kamarku saat saya sedang asyik melihat TV. Tidak lagi ada rasa canggung dan ia kerap juga meminta diajari menuntaskan PR nya.

Saya sudah pasti tidak punyai hati apapun selainnya suka memiliki rekan kecil dan dengan segenap hati ingin menolong ia supaya nilai pelajarannya selalu unggul. Itu pulalah pada akhirnya yang menyebabkan Ery kerap bermain ke rumahku. Dia anak tunggal dan hidup cukup dengan ibunya. Sepanjang hari ia cuma sendiri di dalam rumah, karena ibunya bekerja dari pagi sampai petang.

Sebagai anak yang tetap berusia sekitaran sepuluh tahun, dia terlihat gede dan genit. Tetapi waktu itu saya tidak berpikiran sedikit juga untuk tertarik secara seksual.

Sesuatu hari saat ia tersesak membuang air, ia segera masuk kamar mandi. Rumahku sudah dipandang seperti tempat tinggalnya. Ia memang hebat. Tetapi mendadak saya dengar ia berteriak panggilku. “Mas….. mas…..mas… tolong mas ada cacing”

Saya terkejut dan secara langsung bangkit dari tempat duduk, ” di mana”

“Ini di sini saya buruk, tetapi saya malu,” jeritnya sekalian menangis dan terhiba-hiba.

“Lalu bagaimana, apa perlu saya tolong,”

Pintu kamar mandi tetap terkunci dan dari dalam masih kedengar Ery menghiba , ” mas tolong umum.”

Kunci pintu kamar mandi kedengar terbuka dan Ery dengan handuk berpenutup berdiri sekalian cukup nungging.

Saya masuk dan cari disekitaran lantai, “mana” kataku.

“Ini mas di bokong ia tidak ingin keluar menggantung.

Ery kembali dan menungging di muka ku. Rupanya cacing itu menggantung di lubang duburnya.

“Sesaat saya mengambil tisu”

Saya keluar dan memulai berpikiran, jika saya cabut dari lubang anusnya pasti kelihatan kemaluannya. Akal main-main ku mulai keluar. “Sini nungging, tidak perlu malu jika takut sama cacing.”

Ery dengan tidak berpikir panjang lantas nungging di muka ku, karena itu terpaparlah anus dengan cacing bergantung dan kemaluannya dari belakang. Perlahan-lahan saya cabut cacing dari lubang anusnya dan keluarlah cacing sepanjang nyaris 10 cm.

Ery merinding menyaksikan cacing, karena ia geli pada binatang cacing. “Mas saya takut, kelak ada yang keluar.”

“Ya sudah mas tunggin di sini kamu terusin membuang airnya.” Ery kembali kongkow menghadap ke arahku. Karena itu terpaparlah gundukan kemaluan yang gundul.

Saya berpura-pura tidak tertarik menyaksikan kamaluannya, walau sebenarnya kemaluanku mulai ngaceng.

Ery tetap keluarkan tersisa tinja yang ketahan. Ia ternyata trauma dengan cacing barusan hingga tidak berani menyaksikan ke bawah. “Mas Ada bukan cacing yang keluar?”

Karena kamar mandi sempit jadi tidak ada ruangan untukku menyaksikannya dari belakang. Salah satu sela cuma melihat dari depan. Aku juga dengan style ditenang-tenangkan jongkok untuk mengecek apa yang telah ada cacing yang bergantung. Yang saya lihat sudah pasti bukan cacing, tapi memeknya yang mengembang. Saya berpura-pura memerhatikan kemungkinan ada cacing, walau sebenarnya mempelajari bentuk kemalauannyanya yang merah.

Itil V3
Kemalauanku konsumsi dengan optimal. “tidak ada kok,’ kataku datar.

“Mas cebokin mas saya takut, kelak msih ada cacingnya.”

Astaga, ini anak mengapa menjadi ini. Ambil peluang dalam kesempitan, pada akhirnya saya mengeliminir rasa buruk. Ery ku suruh jongkok di depanku dan dengan gayung saya mencebokinya. Berulang-kali saya seka diterima disekitaran anusnya sampai bersih dan sudah pasti menyenggol memeknya. “Mas jangan ke situ mas geli,” kata Ery saat tersenggol clitorisnya.

Sesudah saya sabuni dan bersih, aku juga menyabuni berulang-kali. “Masih tetap ada cacingnya tidak mas,” bertanya Ery.

“Kelak mas check, jangan gunakan celana dahulu, mas ingin check di luar pada tempat yang cukup jelas.”

Walau sebenarnya tidak mungkin mengecek cacing di anus, orang saat disentuh tidak berasa apapun.

Ery kuminta terlentang pada tempat tidur, mengangkan dengan lebar mungkin dan mengusung kakinya. Kemalauannya terlihat terang dan anusnya . Saya singkap anusnya berpura-pura mengecek walau sebenarnya mataku melihat lobang vagina yang kecil dan tertutup.

Saya raba lubang anusnya dan sedikit masukkan jemari tengah, tetapi tidak dapat. Tidak kurang akal saya cari cream bodi lotion dan kulumasi jemari tengah lantas kutusuk pelan-pelan ke lubang anusnya. Ery mendesis, mungkin geli atau kenikmatan. “Sakit” tanyaku.

“Sedikit tetapi juga geli”

Jemari tengah ku masuk perlahan-lahan hingga kemudian masuk semuanya lantas saya putar-putar. Ery semakin mendesis-desis. “Ssssshhh…..ssssshhh….sssshhh”

“Tidak ada kok” kataku mengakhiri pemeriksaan usil.

Lantas Ery ku suruh kenakan lagi celana dalamnya.

“Ini karena mama sich, saya diminta makan obat cacing menjadi keluar dech cacingnya,” kata Ery menggerutu.

Penisku tegang optimal, tetapi saya tidak tahu harus melakukan perbuatan apa. Ery masih sepuluh tahun, walaupun teteknya mulai berkembang.

Kubuang pikiran jahat ku dan saya menentramkan lagi diri.

Nahasnya Ery mulai sejak itu kerap meminta diceboki. Anak ini semakin manja. “Setelah sedap sich diceboki ama Mas,” ucapnya manja.

Saya selalu ambil peluang meraba-raba klitorisnya saat menceboki Ery sampai terkadang ia menggeliat kegelian.

Ia juga tidak punyai rasa malu kembali dan yakin 100 % jika saya mengawasinya. Walau sebenarnya otakku jemu setiap meraba-raba klitorisnya, tititku ngaceng sekuat-kuatnya. Bolehkah buat.

Satu saat gagasan ku ada untuk ambil fotonya pada kondisi bugil. Ia benar-benar suka dipotret, dan tak lagi ada rasa malu di muka ku . Maka tidak ada penghambat. Saya menjadi bebas nikmati badan telanjangnya, baik langsung atau dalam file di computer.

Ery pertama bingung atas permintaanku dan ia merasa malu jika harus berlaga telanjang di muka camera. Tetapi saya berargumen untuk dokumentasi individu.

Ia pada akhirnya sepakat. Selekasnya ganti saya kamar tidurku jadi studio dan beragam gaya dari yang artistik sampai yang paling vulgar. Dari berdiri malu sampai tangan menyingkap vaginanya dan kuambil dari jarak dekat. Selaput daranya sampai dapat ketangkap camera karena terlampau biasanya kemaluannya memeknya dimegarkan. Saya menjadi semakin terangsang memerhatikan fotonya di computer. Hasil bidikanku tidak kalah dari beberapa foto lolita dari Rusia atau Ukraina. Semua gaya yang berada di beberapa situs lolita telah saya kerjakan pada Ery. Pada akhirnya kepalaku menjadi ngeres, tetapi saya tidak berani ingat beragam dampak negatif yang hendak ada bila saya menidurinya. menjadi cenggur (ngaceng Kondisi nganggur) terus. Pemuasannya cuma masturbasi.

Sesuatu hari Ery menegurku. ” Mas telah saksikan Ery telanjang, tetapi Ery tidak pernah saksikan Mas telanjang, tidak adil donk,” ucapnya.

Saya kebingungan cari kata-kata dan argumen untuk tetap bertahan.

“Mengapa kok ingin saksikan mas telanjang ?” tanyaku sekalian cari waktu berpikiran untuk tetap bertahan.

“Ery ingin mememfoto mas telanjang,’ ucapnya.

“Mati saya,” saya menjadi makin tersudut.

Pada akhirnya saya berserah karena tidak punyai argumen dan kata-kata untuk tetap bertahan. ” Ya sudah, Ery ingin mememfoto mas talanjang saat ini ?”

Ery cuma menggangguk.

Saya malu bukan lantaran saya harus telanjang, tapi penisku ini ngaceng, jika saya membuka celana mendadak muncul tangkai 15 cm, bagaimana saya menjelaskannya.

Ada akal. “Sesaat Mas ingin membuang air dahulu ya.” Saya cepat-cepat masuk kamar mandi dan sekalian kongkow saya masturbasi. Sesudah ejakulasi saya berpura-pura menyirami kotoran di wc. Pada kondisi telanjang bundar saya keluar dan berunding dengan Ery di dalam kamar ku yang siap dengan camera digital ku.

Sesudah saya ajari berkenaan langkah ambil gambar, Ery mulai berlaga menyoroti diriku dari beragam posisi. “Sialan saya dikerjai anak kecil tidak mampu ngelawan,” kata ku dalam hati.

Apesnya ia juga ikutan ambil photo close up titit ku. Tidak cuma ambil photo dari dekat, ia juga mengganti-ubah posisi penis saat saya

pada sikap duduk 1/2 tiduran.

Penisku yang semenjak barusan lemas saja, disenggol-senggol menjadi bangun. ” Lho mas kok tititmu menjadi lebam,” ucapnya

“Ya orang disenggol-senggol ya menjadi lebam,” kataku sekenanya.

“Sakit tidak mas, orang hanya disenggol kok dapat lebam,” ucapnya polos.

“Ya cukup sakit,” kataku bohong.

“Bagaimana ngobatinya, gunakan refanol dapat tidak,” ucapnya sungguh-sungguh.

“Tidak dapat gunakan refanol, nantilah kita obati sesudah beberapa foto usai.

“Kamu semestinya telanjang menjadi kita dapat photo berdua sekalian telanjang, kata ku.” Otakku menjadi kurang kurang ingatan jika sedang sange. Walau sebenarnya photo berduaan telanjang ini dampak negatifnya besar. Tetapi jika tak lagi, tidak ada kelirunya berpikiran panjang demikian.

Ery sepakat dan kami juga berpose berdua telanjang dalam beragam style. Pikirkan dalam beragam gaya di mana terdapat menggenggam teteknya yang baru numbuh dan kemaluannya yang masih belum tumbuh bulu membuat ia menjadi terangsang . Faktanya kemaluannya saat kuraba mulai basah.

Saya baru mengetahui jika anak kecil dapat terangsang dan vaginanya basah . Aku juga semakin edan dan terbentuk semakin mesra, mulai gaya mencium kecupan, mencium teteknya menjilat pentilnya yang tetap kecil. Saat kecupan kecupan saya melumatnya dan tidak mempedulikan timer di camera kembali. Ery kebingungan dan tapi diapun menjadi semakin terangsang. Begitupun saat gaya saya menjilat pentil susunya, ia geli-geli kenikmatan.

Saya selanjutnya mengajukan usul posisi gambar saya menjilat memeknya. Ia Protes karena dipandang memuakkan. Saya katakan saya tidak menyepelekan, coba. Ia menggenggam camera dan saya setiap antara kangkangan kakinya dan dengan berhati-hati saya menyentuhkan ujung lidahku ke ujung klitorisnya. “Ah geli mas,” sekalian menarik menghindari memeknya dari lidahku. Photo tidak sebelumnya sempat diambil karena ia terkejut.

“Coba kembali” kataku.

Sekarang diterima merengkuh bokongnya untuk meredam supaya ia tidak menarik kembali bokongnya seperti barusan.

“Oke, siap ya” kataku.

Sekarang saya tak lagi menjulurkan lidahku tapi memasukkan semua mulut ke vaginanya dan lidahku cari klitoris di ujung atas lipatan memeknya sisi dalam. Ia menggeliat dan saya terus lakukan gempuran dengan jilatan halus ke klitorisnya. Setiap lidahku berkenaan ujung klitorisnya setiap juga ia menggeliat. Ia kebingungan dan lupa harus ambil photo. Tempatnya tadi 1/2 duduk sekarang menjadi rebah terlentang seutuhnya. Aku juga makin semangat menjilat-jilati klitorisnya. Ery mulai mendesah dan makin lama makin panjang. Sssshh….. sssshhhh….. ssssssshhhhh.

Mungkin sekitaran 5 menit kemudian mendadak Ery menjerit ketahan dan lubang vaginanya berdenyut. Saya hentikan jilatan dan menekan lidahku di klitorisnya.

Tangan Ery menarik kepalaku supaya menekan vaginanya. Ia capai orgasme kemungkinan yang pertama sepanjang umurnya.

Badannya tadi meregang, sekarang lemas seperti tidak bertulang. ” Geli dan sedap sekali mas, apasih barusan itu,” ucapnya setelah ia mulai siuman.

“Itu namanya orgasme, yakni kepuasan seksual.”

Saya tidur terlentang di tempatnya, dengan posisi penisku mengacungkan tegak ke atas.

Tangannya kuraih dan kubawa ke kemaluanku untuk memegangnya. ” Keras sangat mas, mengapa sich,” tanyanya penuh keheranan.

“Dapat pulih tidak,” tanynya kembali.

“Dapat tetapi kamu harus menolong menyembuhkannya”

“Triknya bagaimana”

“Triknya sama dengan barusan mas kerjakan pada Ery.”

“Ih Ery tidak dapat mas, Ery buruk” protesnya.

” Jika mas tidak buruk, mengapa Ery buruk, coba dahulu, jika tidak begitu lebamnya semakin besar dan tidak dapat pulih.” tutur ku.

Ery bangun dan dekatkan kepalanya ke titit ku. Tangannya mulai memegang tangkai penisku yang keras seperti kayu.

“Coba jilat titik” kata ku memberikan instruksi.

Dengan pergerakan ragu ia mulai menjulurkan lidahnya dan sentuh kepala tititku. Sesudah sejumlah jilatan ia mulai terlatih.

“Kulum,” perintahku.

“Itu mas ada lendirnya dan rasanya cukup asin,” protesnya.

Saya mengambil celana dalam yang tempatnya dari sisi ku dan saya lap lendir di ujung titit ku.

Ery dengan pergerakan sangsi mulai mengulum pelan-pelan, tapi giginya sentuh ujungnya kepala tititku.,

“Janganlah sampai terkena gigi Ry”

Sesudah sesaat ia mulai terbisa dan dapat sesuaikan supaya gigi tidak geser titit ku.

“Mundur-maju dan sedot yang kuat,” kataku sekalian saya ambil photo pada peristiwa yang benar-benar menggairahkan ini.

Ery secara cepat meng ikuti perintahku dan sekarang ia mulai mengusai. Rasa sedap menyebar ke semua badanku sampai ke ubun-ubun rasanya.

“Ry bawahnya dijilat ,” Kataku sekalian memberikan panduan untuk menjilat buah zakarku.

Saya tidak dapat meredam enaknya dijilati anak berumur sepuluh tahun yang mulai pandai ini. Ssshhh…… sssshhh ….. aduh sedap Ry terus Ry, Sedot kembali Ry. Saya tidak dapat tahan lama dan kuangkat menjauhi penisku dan kubekap yang selekasnya pancarkan cairan kental putih ke atas perutku.

Ery melihat bingung. “Apa yang keluar itu mas, kok kental dan lekat begitu,” tanyanya.

“Itu mani, sebagai pertanda akan capai pucuk kepuasan sama seperti yang kamu rasa barusan,” kataku.

Tubuh ku lemas dan saya selekasnya melap cairan itu dengan handuk kecil yang sudah kusediakan sejak awal kali pada tempat tidurku.

Sekitaran 5 menit kami tidur telanjang bersama-sama.

Mulai sejak itu, Ery menjadi suka dan ia kerap mintaku untuk memberikan kepuasan dianya dan memberikan kepuasan diriku .

Beragam style photo vulgar episodeku dengan Ery semakin komplet dalam koleksi. Saya simpan semua beberapa foto itu dalam internet yang cuma saya dapat menyaksikannya.

Episode itu terus berjalan sampai sekitaran tiga bulan, sampai satu saat saya ingin memperoleh lebih dari tersebut.

Otakku makin edan dan tak lagi pikirkan dampak negatif-risiko yang hendak ada.

Dengan argumen episode photo saya mulai tempelkan ujung kemaluanku di mulut vaginanya. Pertama ya cuma menempel saja dari beragam angel. Tetapi rasa ingin tahu mendorongku untuk melakukan perbuatan jauh.

Saya ingin memasukkan kepala penisku saja, untuk rasakan kepuasan vaginanya tanpa menghancurkan selaput keperawanannya. Sebelumnya susah sekali menerobos masuk dengan kontribusi jely pelicin pelan-pelan kepala penisku bisa mulai menyodok lipatan vaginanya. Saya stop saat dalam vagina ada yang dirasa merintangi. Pergerakanku cuma mundur-maju 1-2 cm saja. Rasanya juga sangat nikmat sampai saya dapat tembakkan air maniku. Saya tidak berani melepaskan maniku dalam vaginanya.

Ritus ini berjalan lebih dari 10 kali sampai saya tidak membutuhkan cermat pelicin untuk menggerakkan kepala penisku.

Rasa ingin tahu lah yang menggerakkan saya untuk melakukan perbuatan lebih jauh . Saya berusaha untuk masukkan 1/2 tangkai penisku, karena jika cuma kepala saat diambil kerap lepas dan semakin lama menjadi kurang nikmat.

Saat kepala penisku ketahan untuk masuk terus, saya stop dan menarik napas. Penisku saya pertegang hingga ada dampak sedikit menggerakkan masuk, lantas saya

lembekkan kembali saat Ery mengernyit kesakitan. Selanjutnya saya pertegang kembali sekalian cukup menggerakkan, stop saat Ery mulai kesakitan. Pergerakan itu dapat bawa tangkai penisku masuk lebih dalam, sekitaran 2 inch lantas saya bermain mundur-maju pada jarak 2 inch sampai mendekati saya ejakulasi.

Permainan 2 inch pada akhirnya lancar sesudah kami bermain sekitaran dua minggu dengan frekwensi sekitaran 5x.

Ery makin suka dengan permainan yang makin bertambah ini. Ia tak lagi rasakan sakit saat permainan 2 inch itu berjalan. Seterusnya saya mulai coba menerobos lebih dalam kembali. Tehniknya sama dengan awalnya stop ditegangkan lantas pencet sedikit. stop lantas ditegangkan dan pencet sedikit. Pergerakan ini dapat bawa tititku tenggelam sekitaran sebagiannya. Saya juga stop di posisi ini dan cuma bermain 1/2 tiang.

Satu minggu bermain 1/2 tiang, tidak lagi ada merasa sakit pada memek Ery bawa saya ingin memasukkan semua penisku ke vaginanya.

Dari posisi 1/2 tiang tak lagi terlampau susah dan lama untuk memasukkan semua tangkai penisku, walaupun pergerakanku masih tetap berhati-hati dengan mencekam dan menggerakkan dengan perlahan. Karena masuk semua tangkai tititku ke saat memek kecil yang belum tumbuh bulu. Saya stop sepanjang sekitaran 1 menit di posisi tenggelam itu, nikmati begitu hangat dan sempitnya vagina Ery.

Pelan-pelan pergerakan mundur-maju dengan lamban saya coba dan penisku berasa seperti terjepit keat. Saya tidak dapat tahan lama dalam vagina yang sempit, sekitaran 5 menit penahananku bobol dan saya muntahkan di perut cewek imut ini.

Saat sebelum mengawali memasukkan penisku saya selalu memberikan kepuasan Ery dengan oral sampai ia orgasme minimum 2x. Karena, saya mengetahuinya, saya tidak dapat membawa

orgasme lewat jalinan normal, karena sempitnya vaginanya mustahil saya bertahan dapat tahan lama.

Beragam posisi berhubungan tubuh kuabadikan dari beragam angel sampai pada beberapa posisi close up. Bersetubuh aktivitas jadi teratur kami sampai Ery capai umur 11 tahun.

***

Pertemanan ku dengan Ery menjadi makin dekat dan karena tuntunanku pada pelajaran sekolahnya, ia sukses raih rangking 1 dalam kelasnya. Saya senang dan senang. Walau ketidaksamaan umur kami tertaut sembilan tahun, namun pada hubungan seksual nyaris tidak ada maknanya.

Nyaris satu tahun saya bersahabat dengan Ery, tetapi saya tidak pernah menyaksikan Ibunya, apalagi mengenalinya. Saya kurang berminat untuk mengenali ibunya dan jika demikian justru bisa menghindari untuk mengenalinya. Rupanya Ery tutup rapat dianya pada ibunya, dia cuma akui kerap belajar bersama kawan satu kelasnya.

Hampir satu tahun saya terkait dengan Ery sampai dia berumur 11 tahun. Ia belum memperoleh menstruasinya. Walau umurnya tetap terlampau muda, tetapi gairah seksnya rupanya lumayan tinggi. Saya sering hadapi permohonannya. Nyaris tiap hari ia mintaku untuk menidurinya. Setiap jalinan sering saya harus melayaninya sampai 2-3 ronde. Terkadang pinggang ku rasanya sampai ingin patah, karena pada ronde ke dua dan sebagainya saya baru dapat ejakulasi sesudah sekitaran 30 menit. Kecil-kecil telah hiper, bagaimana besarnya kelak.

Sesuatu kali ia sebelumnya pernah minta ibunya untuk bermalam di dalam rumah temannya karena ibunya harus pergi ke luar kota sepanjang dua hari. Ibunya yakin saja jika Ery memang betul bermalam di dalam rumah temannya, tanpanya mengecek. Walau sebenarnya Ery mengeram dirumahku. Karena 2 hari itu ialah hari Sabtu dan Minggu, karena itu Ery sepanjang hari di dalam rumah ku. Di dalam 24 jam saya menyuguhkannya sampai 6 ronde.

Belakangan ini saya cukup jarang-jarang meniduri Ery karena aktivitas kuliahku padat, dan terkadang sampai malam. Ery protes karena ia jarang-jarang ditiduri. Tetapi kondisi yang tidak mungkin. Saya menidurinya paling di hari Minggu, karena sampai malam minggu saya direpotkan kuliah.

Telah sekitaran tiga bulan kemaluan Ery cuma saya order satu minggu sekali. Sebelumnya tiap peluang hari minggu Ery menuntutku bermain sampai 3 ronde. Tetapi karena saya semakin lama jalinan pada akhirnya saya cuma penuhi 2 ronde saja.

Demikianlah jalan beberapa waktu sampai Ery menceritakan jika ia tertarik dengan rekan lelaki sepantarannya. Saya mengenal anaknya namanya Aryo, karena ia dari lingkungan sekitarku .

Sesuatu malam minggu saat saya pulang kuliah sekitaran jam 1/2 7, saya tangkap bayang-bayang di halaman kosong samping rumah ku ada mirip orang yang pelan-pelan. Aku juga jalan tinggal untuk pastikan menyaksikan apa pergerakan itu, pencurikah, atau hewan. Sampai jarak 5 mtr., saya baru dapat menyaksikan dengan cukup terang jika di pojok tanah kosong itu ada dua anak yang bergumul. Saya mendekati sampai sekitaran 2 mtr. saya kejutkan mereka, ” Ngapain ini” dengan suara suara memarahi.

Mereka terkejut dan tidak selekasnya dapat lari, karena kusaksikan Ery dan Ary sedang bertindih-tindihan. Celana mereka tidak dilepaskan cuma di turunkan sampai hanya

betis, hingga sulit berlari. Ke-2 nya pucat dan malu.

Dengan suara masih tetap ganas saya perintahkan mereka kenakan lagi bajunya. Ke-2 nya saya pemain tengah masuk rumah ku.

Mereka duduk di ruangan depan dengan kepala menunduk, malu takut bersatu baur.

“Kamu tetap kecil mengapa telah bermain mirip orang dewasa,” kata ku berlagak berwibawa dan bersih.

Mereka lantas sama-sama tuduh mendakwa berkenaan siapakah yang mengawali dan siapakah yang ajak.

“Biarlah” kataku

“Kamu tidak perlu takut, barusan saya telah saksikan kamu.” kataku.

“Mas tolong mas saya jangan dilaporkan ke orangtua saya atau dibawa ke polisi, tolong mas,” kata Aryo.

“Baik,” kataku.

“Saya tidak memberikan laporan perlakuan kalian asal menurut saya,” kataku

“Saya kasih kalian peluang meneruskan permainan kalian barusan di sini dan saya akan menyaksikannya, bila kalian tidak dapat, maka saya adukan ke orangtua kalian,”

Aryo baru berani mengusung kepala dan menanyakan. “betul bisa di sini”.

“Betul, di sini kalian aman tidak ada yang memegoki.”

Kuperintahkan ke-2 nya bersihkan diri ke kamar mandi dan dari kamar mandi keluar harus pada kondisi talanjang masuk ke dalam kamar ku.

Pertama Aryo masuk ke dalam kamar mandi, Ia mandi, mungkin di semak-semak barusan gatal., Keluar dengan malu tutup burungnya masuk ke dalam kamar ku. Aryo umurnya

12 tahun. Ery selanjutnya masuk kamar mandi dan ia membersihkan semua tubuhnya dan menyabuninya. Ia keluar kamar mandi dengan tenang jalan sekalian telanjang masuk ke dalam kamar ku.

Saya duduk dikursi dan siap memberikan aba-aba. “Aryo apa kamu pernah masturbasi dan keluarkan mani.”

“Telah mas” jawabannya singkat.

“Baik saat ini kamu terlentang.”

Ery kuperintahkan menggenggam kemaluan Aryo yang masih belum dengan bulu supaya bangun mencekam. Dalam sesaat saja kemaluan Ery telah bangun dan tegak dengan panjang sekitaran 10 cm. Ia telah sunat. Ery kuperintahkan untuk mengulumnya. Aryo terkejut dan protes. “Kok diemut mas, kan buruk ucapnya.”

“Sudah kamu diam saja dan ikutinya perintahku”

Aryo pssrah dan tidur terlentang, Ery yang sudah mahir dengan selekasnya ambil posisi antara ke-2 kaki Aryo dan mengulum penis Aryo.

Aryo mendesis-desis kenikmatan. “Sedap yo,” tanyaku.

“Sedap sekali mas tetapi agak geli, tetapi sedap.”

Ery yang telah mahir mengoral pada akhirnya membobol pertahanan Aryo cuma dalam kurun waktu kurang dari 2 menit. Semua mani Aryo ditelan dan Aryo kelojotan kegelian

saat ejakulasi penisnya tetap diisap oleh Ery. Sampai penis Ary lemas baru dilepaskan oleh Ery.

“Sedap sekali mas, saya tidak pernah ngerasakan semacam ini,” kata Aryo.

” Kamu harus juga membuat sedap Ery, sesudah istirahat sesaat, kamu harus juga menjilat memek Ery” kata ku.

Saya memerintah Ery tidur terlentang dan Aryo kubimbing telungkup antara ke-2 paha Ery. Ia awalannya sangsi, menjilat memek Ery. Saya menguak memek Ery dan kutujukkan klitorisnya yang perlu dijilat pergerakan halus.

“Jika kamu barusan dienakkan oleh Ery, saat ini gantian kamu menyenangkan Ery, agar adil,”kataku.

Aryo dengan pergerakan sangsi dan ingin tahu menyaksikan kemaluan yang mengembang merah itu pada akhirnya ia mulai menjulurkan lidahnya ke klitoris Ery. Karena lidahnya yang tetap dijulurkan Aryo mulai capek. ” Bekap mulutmu ke memeknya, dan jilati terus,” perintahku.

Aryo selanjutnya menurut dan Ery mulai kelojotan klitorisnya dijilati. Sekitaran 5 menit Ery meregang dan Aryo kuperintahkan mengehentikan jilatannnya dan lidahnya

menekan klitoris Ery. Ery juga menekan kepala Aryo ke kemaluannya dengan kuat-kuat. Baru 15 Detik Aryobersikeras mengusung kepalanya menjauhi dari memek Ery, “tidak dapat bernafas” ucapnya.

Ery yang sedang tanggung orgasme pada akhirnya mengutamakan tangan ke kemaluannya sampai orgasmenya habis.

Penis Aryo telah berdiri kembali, walau belum penuh. Ery yang baru menuntaskan orgasmenya langsung raih penis Aryo dan meremas-remasnya. Mendapatkan tindakan itu, penis Aryo makin mengeras sampai prima.

“Saat ini masukan tititmu perlahan-lahan ke memek Ery, kamu berisi di atas Ery, cium kecupan, lantas cium teteknya,”

Aryo yang mulai bangun gairahnya selekasnya mencium Ery. Mereka berciuman penuh gairah dan tidak mempedulikan ada seseorang yang melihat. Sementara saya penisku makin tegang.

Aryo selanjutnya turuni tetek Ery yang baru numbuh sebesar “mouse” netbook. Sekitaran 10 menit cumbuan saya perintahkan Aryo masukkan penisnya ke vagina ry.

“Barusan waktu di luar kamu sempat masukan tititmu apa yang masih belum” bertanya ku.

“Belum, ia nyodoknya selalu dimuka, mana dapat masuk,” kata Ery.

“Setelah saya tidak tahu lobangnya berada di bawah,” kata Aryo.

Aryomembimbing penisnya ke arah memek Ery, tapi berulang-kali tidak berhasil masuk sampai Ery pimpin ke lubang vaginanyadan menarik bokong Aryo supaya penisnya selekasnya terjang pintu masuk.

Aryo mulai menggenjeot dengan penuh semangat. Ia pompa berkekuatan tenaga. Sekitaran 5 menit ia bertahan di posisi tersebut. Saya perintahkan untuk mengganti posisi. Ery sekarang di atas dan Ery dalam sikap duduk bertimpuh mengangkangi tubuh Aryo dia lakukan pergerakan mundur-maju. Aryo nyengir-nyengir kenikmatan penisnya digeber Ery. Di posisi ini Ery sebelumnya sempat capai orgasme sempai ia lesu jatuh merengkuh Aryo.

Posisi kuperintahkan berganti-gantian kembali, dengan posisi dog model. Ary menyikat penisnya dari belakang sekalian memegang bokong Ery. Mungkin posisi itu menstimulan G spot Ery, hingga Ery selang beberapa saat mengeluh dengan keras kenikmatan. Dengar erangan itu Aryo makin semangat dan makin terangsang ia puun capai pucuknya dan memasukkan dalam-dalam penisnya menyembur lahar panas ke vagina Ery

“Saya lupa mas menarik titit saya, dikeluarkan di luar, setelah sedap sekali,” kata Aryo mohon maaf pada ku.

“Jika ia hamil kamu harus bertanggungjawab,” kataku mengingatinya.

Aryo mukanya menjadi kecut dan saat itu juga itu tititnya ciut.

“Enggaklah mudah-mudah,” kata saya.

Aryo juga berkilau lagi wajahnya.

Mereka saya perintahkan untuk kembali masuk kamar mandi bersama untuk bersihkan diri. Nyaris 1/2 jam kutunggu kok tidak selesai-selesai. Saat

kubuka pintu kamar mandi rupanya meneruskan ronde ke-3 dalam posisi berdiri, Ery membungkuk dan Aryo menyikatnya dari belakang.

“Setelah ngaceng kembali mas karena tititku disabuni Ery,” kata Aryo sekalian senyuman-senyum-senyum.

“Awas jangan dikeluarkan di dalam, cabut jika ingin nyembur, kata ku.

Sekitaran 10 menit selanjutnya ke-2 nya keluar kamar mandi pada kondisi fresh dan klimis. Hampir jam 1/2 10 kalian selekasnya pulang saya antara ke dekatnya rumah kalian. Kami jalan bertiga dan Aryo terlebih dahulu sampai ke tempat tinggalnya. Sesudah saya dan Ery jalan berdua, Ery meminta saya kembali lagi ke rumah. “Ibu pergi mas.” ucapnya.

******************

Mulai sejak itu rumahku jadi hotel jam-jaman oleh ke-2 anak tersebut. Ery sekarang layani saya Aryo. Tetapi Aryo sebelumnya tidak pernah tahu hubunganku dengan Ery. Kami sepakat rahasiakan.

Ke-2 anak itu menjadi bintang film porno kreasi ku sepanjang durasi waktu sekitaran 30 menit. Mereka tidak kembali canggung di depanku. Saya juga manfaatkan mereka untuk bersihkan dan membereskan, rumah ku.

Kuperhatikan jalinan Aryo-Ery cuma Just4Fun, karena baik Aryo atau Ery masih tetap bebas bersahabat dekat sama yang lainnya. Hubunganku dengan Ery sama juga, hingga tidak ada rasa cemburu antara kami.

Sesuatu hari Ery ajak seorang wanita ke rumah ku, “Perkenalkan ini mama saya.”

Jantungku stop sesaat. Rasa cemas, malu, bingung bersatu baur jadi satu. Di lain sisi takjub dan terkesima muncul pada otakku.

“Oh ini mas Didit,” tutur ibunya sekalian ulurkan tangan menyalamiku.

Wanita elok berumur sekitaran 30, kulit putih dengan badan prima tinggi sekitaran 165 cm secara berat imbang.

“Mas Didit saya ingin mengucapkan terima kasih atas ini menuntun Ery hingga ia unggul di sekolah,” kata wanita elok ini.

Serr darah ku tadi bergumpal di otak selekasnya mencair dan kepala ku yang semula panas sekarang jadi dingin dengan mendadak. Plong dadaku ikut juga lega.

“Ah tidak perlu berpikiran, saya cuma manfaatkan waktu senggang saja, tak perlu jadi rasa melakukan investasi,” kataku merendah.

Pembicaraan kami selekasnya jadi dekat dan pada akhirnya Ery dan ibunya ajakku ke tempat tinggalnya. Saya sebenarnya malu, tetapi tidak punyai argumen menampik.

Sebuah rumah yang lumayan bagus berpagar tinggi. Interior didalamnya rapi dan pengaturannya rapi. Ery tinggal berdua dengan ibunya. Mereka jemu mengambil pembantu karena selalu masuk-keluar dan ada-ada saja beberapa barang yang lenyap bila pembantu itu stop.

Ibunya termasuk wanita yang menyukai bercakap, apa dikisahkan sampai berkenaan dia kawin muda umur 15 tahun dan melahirkan Ery pada umur 16 tahun. Celananya kelihatan masih terbilang muda karena umurnya saat ini baru 27 tahun.

Ia berpisah dengan suaminya telah lebih dari lima tahun dan ia terang-terangan mengaku jika pemicu perpisahan itu, karena dianya lesbi.

“Mas didit seringkali kesini nemani Ery dan mengajarkannya, saya tidak dapat kebanyakan menuntun karena waktu saya habis menurusi usaha yang sekarang membutuhkan perhatian ekstra serius.

Mulai sejak itu, saya menjadi kerap bermain ke rumah Ery, apabila saya liburan kuliah saya dapat sepanjang hari di dalam rumah Ery. Kami bertelajang bundar saja berkeliaran di dalam rumah itu selama seharian.

Dari Ery kuketahui ibunya memiliki pasangan lesbi yang kerap tiba ke rumah jika ibunya lagi ada di dalam rumah. Bahkan juga kerap bermalam. Ibunya terus-terang jika bercumbu bersama pasangannya dan sebelumnya tidak pernah merasa canggung walau di muka anaknya. Terakhir kuketahui Ery bahkan juga kerap diikutsertakan. Ery juga akui ia kerap disuruh ibunya bila sedang baik saja sementara pasangan lesbinya tidak tiba.

Saya nyaris mati mendadak kaget dengar pernyataan Ery yang mengutarakan jika jalinan denganku juga diketahui semua ibu . Maka ingin malu tetapi telah telat.

Sesudah tiga bulan saya ketahui semua kehidupan di dalam rumah tersebut. aku juga telah mengenal bersama pasangan lesbi ibunya. Kami berempat kerap ngrumpi terkadang begadang bermain remi, sampai kami pada akhirnya telanjang bundar berempat, karena taruhannya buka pakaian. Tidak ada rasa canggung kembali dan rahasia antara

kami berempat. Ibunya rileks saja lakukan cumbuan berat secara bertelanjang bundar bersama pasangannya di muka ku dan Ery. Aku juga rileks saja meniduri Ery di muka ibunya dan pasangan lesbinya.

Mbak Vina demikian saya menyebutkan ibunya Ery dan Mbak Dian pasangan lesbinya yang berperanan sebagai pria, sebelumnya tidak pernah sedikit juga tertarik dalam diri ku. Mereka

Ke-2 nya pernah memegang-megang penisku yang mencekam, tetapi mereka terus bercumbu bersama-sama.

Aku juga tidak berani berusaha mengganti tujuan sex mereka, karena mereka masih tetap dingin hadapi lelaki walau telah telanjang di muka mereka.

Saya baru mengetahui kenapa keluarga ini tidak tertarik memiliki pembantu. Karena kehidupan bebas mereka menjadi terusik bila ada seseorang yang pengetahuan sexnya tidak sebebas mereka. Aku juga dikenankan masuk ke dalam lingkungan ini karena ibu tahu saya sudah menjamah anaknya berulang-kali.

Sesuatu hari saya terjaga dari tidur lelahku sesudah bermain 3 ronde dengan Ery dikamarnya. Kusaksikan jam didinding memperlihatkan jam 7 malam. Samar-sama kudengar

suara ramai di ruangan keluarga. Perutku lapar. Dengan rileks bertelanjang bundar saya keluar ke arah dapur yang tentu saja melalui ruangan keluarga. Kami biasa berakhir- lalang telanjang di dalam rumah ini. Ada rasa yang berlainan memang bila hidup di komune telanjang. Minimal kita menjadi lebih terbuka dan jarang-jarang bohong.

Saya stop sesaat memperhatikan tempat pertempuran. Rupanya Mbak Dian sedang dijilati Ery dan Mbak Vina sedang menjilat-jilati anak wanita umur sekitaran 15 tahun.

Oh ini Didit, perkenalkan ini adiknya mbak Dian, “mirna” ucapnya menyalami ku dan saya balas “Didit” Kami pada kondisi telanjang bundar. Saya lantas pamit dari tempat karena ingin membuat mi istan di dapur, “lapar” kata ku.

Mereka selekasnya meneruskan pertempuran dan saya santai saja duduk di atas sofa dekat mereka sekalian makan mi. Di antara lapar dan terangsang mengakibatkan saya masih tetap makan, tapi perlahan-lahan penis terjaga. Bolehkah buat saat saya jalan mengantarkan lagi mangkuk kosong ke dapur, saya jalan sekalian pada kondisi penis ngacung di depan. Tersebut dunia telanjang, susah tutupi kondisi yang sebetulnya.

Ketentuan di dalam rumah itu, tiap habis makan harus sikat gigi sampai bersih. Sikat gigi di wastafel dekat dapur ada sejumlah dan tidak ada yang khusus dipunyai seorang. kami berganti-gantian seenaknya memakainya. Aku juga lantas bersihkan mulut dan mulut kembali fresh.

Sekalian menenteng gelas air dingin saya kembali lagi ke tempat duduk disofa melihat pertempuran 4 wanita berbeda umur. Mbak Dian walau tomboy tetapi fisiknya sebetulnya seksi. teteknya besar, mungkin ukuran 36 B, pinggangnya ramping dan bokongnya bundar kulitnya cukup gelap. Mbak Vina teteknya tidak besar tetapi bundar dan bokongnya lebar dan tonggeng.

Mirna kuperhatikan tubuhnya pendek tetapi semok dan kulitnya cukup gelap, rambutnya sebahu lempeng. Jembutnya masih jarang-jarang keliatannya baru tumbuh beberapa lembar.

Mereka rileks saja walau saya melihat, cuma Mirna yang kelihatan agak kurang kosentrasi. Pendatang baru memang wajarlah demikian.

“Dit ini ajari anggota baru kita,” kata Mbak Vina.

Mbak Vina lantas menuntun Mirna membungkuk lantas bertimpuh di muka penisku yang ngaceng. “Kamu coba pegang dan kamu hisap titit Didit ini.” Mirna termenung sebentar, aku juga menggangguk.

Dengan pergerakan cukup sangsi Mirna menakutkan tititku lantas didekatkannya kemulutnya tetapi ia stop saat jarak mulut ke titit tinggal 5 cm. Ia diam sesaat. Aku juga diam memerhatikannya. Saya coba pasif dan nikmati apa pun itu yang hendak dilaksanakan Mirna.

MONA4D

Artikel Bokep

Create Account



Log In Your Account